mimbarumum.co.id – Seorang jaksa dari Kejari Belawan berinisial JN diduga meminta uang senilai Rp10 juta dari keluarga terdakwa agar tuntutan dapat dikurangi. Sontak, persidangan di PN Medan itu pun ricuh.
Alhasil persidangan ditunda lantaran suasana di Pengadilan Negeri Medan ricuh, Rabu (8/5/2019). Sang jaksa JN pun akhirnya kabur lewat pintu belakang ruang Pengadilan Negeri Medan.
Keluarga terdakwa tak terima dengan permintaan sang jaksa JN yang meminta Rp10 juta pada keluarga terdakwa. Keluarga pun beteriak histeris hingga membuat panik sejumlah pengawal tahanan.
“Uang kami cuma Rp2 juta, tapi dia tetap minta Rp10 juta. Ini cuma kasus kecil. Hanya kasus perkelahiannya, dia (JN) minta uang Rp10 juta sama kami. Karena uang kami tidak ada, sidang ditunda-tunda terus,” kata M Yakubsah orangtua salah satu terdakwa pada wartawan.
Ketua Majelis Hakim, Morgan Simanjuntak sebelumnya membuka persidangan beragendakan saksi namun dikarenakan saksi berhalangan hadir sidang pun ditunda dan seketika ricuh.
“Awalnya jaksa sudah menjanjikan kalau akan disidangkan ia mengabari kami (keluarga). Tapi karena uang kami tidak ada sidang ditutup-tutupi, ini saja jadwal persidangan kami cari sendiri, jaksa kaget ketika kami hadir di ruang sidang,” ucap Yakubsah.
Jaksa JN yang hendak dikonfirmasi mimbarumum.co.id untuk mengklarifikasi tuduhan keluarga terdakwa, langsung melarikan diri lewat pintu belakang PN Medan.
Kasus ini bermula dari tiga terdakwa, masing-masing Mahattir Muhammad (22), Muhammad Hanafi alias Napi (28) dan Rudi Wira Ganda alias Idon (26), ketiganya warga Jalan Cimanuk Baru Gang 14 Lk XXIII Kelurahan Belawan II melakukan penganiayaan terhadap Abdul Mahmud di Belawan pada 6 Desember 2018 lalu.
Akibat penganiayaan itu, Abdul Mahmud mengalami memar di tubuhnya. Atas tindakan penganiayaan secara bersama-sama ketiga terdakwa terancam Pasal 351 ayat 1 junto Pasal 55 KUHPidana. (Jep)
