Oleh : Rizanul Arifin
Hebat memang kampong awak ni. Sejak awal tahun awak liat sudah ada orang ngerjakan proyek di jalan-jalan utama kota.
Ada pekerjaan paret, ada galian, entah galian apa, tak jelas karena tak ada nampak tanda dan penjelassn proyek apa itu dan siapa punya
Hehehehe ntah laaa apa memang sekarang ini semua proyek tak perlu lagi plang penejalasan atau memang tempatnya tak tau awak.
Diantara pekerjaan yang terbilang ganjil, adalah pekerjaan drainase. Sepengetahuan awak waktu dulu kerja di sebuah konsultan teknik, tak laaa ada proyek macam tu yang multi years.
Kenyataannya, sejak beberapa bulan jelang akhir tahun dan dah mau abes bulan Januari ni, masih ada pekerjaan, sekadar perbaikan paret yang belum selesai.
Hehehe itu baru satu yang aneh, lainnya, kek gadak laaa kordinasi pemilik proyek di kota ini sama pengelolanya.
Kek di sebuah jalan utama juga, belum lagi lama di perbaiki badan jalannya dengan aspal yang licin dan bagos, eeeee dah ada lagi galian di pingger dan sebagian badan jalannya.
Anehnya hal macam tu dah sejak dulu awak tengok dan selalu berulang. Hehehe masa iya mau laaa lebeh parah dari Keledai. Keledai saja pon tak mau terperosok lubang yang sama kedua kalinya.
Maunya kan, sejak Musrenbang semua pihak yang akan membangun terlibat dan saling menyesuaikan agenda kerjanya. Itu semua dijadikan informasi publik, sehinggga publik tau dan bisa menolaknya kalau dianggap tak sesuai. Itu mantap dan #LebihManusiawi.
Jangan sampek, waktu proyek di gelar rakyat menolaknya, karema dianggap gak pantas dan gak sesuai kebutuhan mereka. Hehehe ini kan sempat terjadi di kampong ini akhir tahun lalu.
Rakyat sebuah daerah ngusir kontraktor pembangunan jalan kampong mereka karen dianggap gak sesuai. Hehehe, itu mantap, rakyat pon perlu teliti saat ada pembangunan di daerahnya.
Kalok laa memang gak sesuai, apalagi dikerjakan asal jadi gak laaa salah kali rakyat menolaknya. Itu keknya bukan laaa menghalangi pembangunan, melainkan menyelamatkan pembangunan dan keuangan negeri. Hehehe cocok klen rasa?