mimbarumum.co.id – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, HR Muhammad Syafi’i menyatakan terjadinya aksi perusakan masjid di Perumnas Mandala, merupakan salah satu bukti nyata dan kongkrit bahwa aksi radikalisme dilakukan oleh yang tidak menjalankan ajaran Islam.
Bukti lainnya bahwa Islam tidak identik dengan radikalisme bisa dilihat saat aksi ummat 212, yang identik dengan kedamaian-kedamaian.
“Jadi kita mohon tolong segera dikubur tuduhan bahwa Islam itu intoleran. Kenapa, lihatlah Kota Medan yang mayoritas Islam, umat Islam enggak ribut ketika Ketua DPR-nya tidak Islam. Begitu juga Sumut yang mayoritas Islam, umat Islamnya juga gak ribut ketika Ketua DPR-nya bukan Islam,” kata Muhammad Syafi’i akrab disapa Romo, Minggu (26/1/2020).
Baca Juga : Romo : Usut Pelemparan Masjid Al Amin Medan
Lanjut Romo, umat Islam berarti sangat toleran dan sangat peduli penegakan hukum, sehingga hal-hal yang sesuai aturan hukum tidak pernah dipersoalkan.
“Daerah mana yang minoritas Islam kemudian bisa dipimpin oleh yang beragama Islam. Asren Nasution kemaren menjabat Plt Bupati Pakpak Bharat saja yang penduduknya fifty-fifty itu dipersoalkan karena dianggap dia katanya ustadz dan Islam. Siantar juga seperti itu, karena Wali Kota penggantinya beragama Islam juga dipersoalkan,” beber anggota Komisi III DPR ini.
“Harusnya ini membuka mata lebar-lebar bahwa Islam itu sesungguhnya agama yang
sangat toleran. Islam adalah orang yang sangat damai, Islam itu toleran dan tidak
radikal, sebagaimana mainstream yang dibuat di tanah air bahkan dunia internasional,” tuturnya. (jamal)