mimbarumum.co.id – Keberadaan peran dan fungsi komunikasi atau public relations (PR) dalam organisasi, kelembagaan sudah tidak perlu kita ragukan lagi.
Di tengah situasi dunia yang tidak menentu akibat pandemi global yang juga melanda Indonesia sejak Maret 2020, public relations perlu terus menggaungkan suasana. Serta pesan-pesan publik yang memberikan rasa ketenangan. Juga semangat dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik pasca pandemi.
Dinamika perkembangan peran dan fungsi profesi public relations sangat terasa dalam 5 tahun terakhir. Anggaran untuk kegiatan komuniasi meningkat. Yakni dengan melakukan segala cara upaya untuk mendapat kepercayaan publik.
“Di lain pihak, sebagian besar pimpinan organisasi atau industri masih menganggap peran ini sebagai peran teknis. Apalagi belum berdaya sebagaimana seharusnya dalam satu organisasi, terang pemrakarsa utama Indonesia Public Relations Research Forum (IPRRF), Founding Director dari EGA briefings, Elizabeth Goenawan Ananto, Ph.D. FIPRA dalam pertemuan virtual beberapa waktu lalu.
Kurang Evaluasi
Mengapa demikian? Salah satu kekurangan profesi ini adalah kurangnya melakukan evaluasi. Atau pengukuran yang merupakan indikator perubahan sikap dan prilaku yang di harapkan oleh lembaga. Sementara publik menuntut adanya keterterbukaan, transparensi terhadap tata kelola kelembagaan.
Makanya, IPRRF merupakan satu upaya untuk meningkatkan kredibilitas profesi melalui riset dan evaluasi. IPRRF di endorse oleh International Public Relations Research Conference (IPRRC) dan menjadi bagian dari Asia Pacific Communication Monitor (APCM) – lembaga riset regional di kawasan Asia Pasifik.
“IPRRF di dirikan atas dasar 3 pilar. Inspire, Connect, Collaborate. Kita harapkan semoga forum ini dapat bermanfaat oleh insan komunikasi/PR dalam meningkatkan kredibilitas profesi melalui riset. Yakni sebagai landasan untuk pengembangan kegiatan selanjutnya. IPRRF juga kita targetkan untuk merubah opini publik, bahwa peran dan fungsi komunikasi/PR ini sebagai peran strategis organisasi, untuk investasi sosial, bukan pemborosan dana,” terangnya perempuan yang pernah mendapat kepercayaan organisasi profesi PR dunia sebagai President IPRA (2010).
Berbicara dalam kegiatan ini Troy Pantouw mewakili team IPRRF, Don Stacks, Ph.D – CEO, International PR Research Conference (live dari Miami, USA) dan Prof. Dr. Jim Macnamara – Chairman, Asia-Pacific Communication Monitor (live dari Sydney, Australia), Junanto Herdiawan, MA, Direktur Komunikasi, Bank Indonesia juga Arif Mujahidin, Director of Corporate Communication, Danone Indonesia.
Juga menghadirkan Agung Laksamana (Ketua Umum Perhumas), Jojo S. Nugroho (Ketua APPRI) dan Asmono Wikan (CEO, PR Indonesia).
Reporter : Siti Amelia/Rilis