Ini Harapan Dua Anak Tuli Saat Konsultasi Nasional 2022

spot_img

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) belum lama ini menggelar kegiatan konsultasi nasional yang melibatkan setidaknya 23 komunitas anak di seluruh Indonesia. Hadir dua anak tuli asal Lombok.

Rizky dan Nisa yang mewakili kelompok anak disabilitas tuli itu mengaku sangat senang bisa mengikuti acara tersebut. Merekapun menaruh harapan paska kegiatan itu.

“Kami berharap teman dan masyarakat dan guru-guru di sekolah bisa memahami bahasa yang kami gunakan. Kami berharap bahasa isyarat Bisindo yang lebih mudah kami pahami diresmikan dan disosialisasikan,”  kata Rizki.

Menegaskan apa yang disampaikan temannya itu, Nisa juga menambahi bahwa mereka juga berharap agar pemerintah menyediakan sumber daya manusia yang  bisa menggunakan bahasa isyarat di setiap kantor layanan masyarakat, karena menurut Nisa bahasa isyarat adalah hak anak-anak tuli.

- Advertisement -

Pernyataan kedua anak itu  menjadi salah satu rekomendasi dari 15 (lima belas) rekomendasi anak yang muncul pada konferensi Nasional  yang berlangsung  pada tanggal 18 -19 Mei 2022 itu.

Dampak Baru Internet

PKPA dalam rilisnya kepada Mimbar Umum Online menyebutkan peningkatan pemanfaatan internet di masa pandemi telah memberikan dampak baru terhadap pola hidup masyarakat. 

Baca Juga : PKPA : Kota Medan Tempati Posisi Ketiga dalam Kasus Kekerasan Terhadap Anak

Tak hanya dampat positif, ternyata keberadaan internet tersebut juga membawa dampak buruk bukan hanya kepada orang dewasa namun juga membawa kerentanan terutama bagi kalangan anak-anak.

Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), katanya selama masa pandemi Covid-19 terjadi peningkatan jumlah korban Eksploitasi Seks Anak (ESA) dari semula 1.524 kasus menjadi sebanyak 2.367 kasus.

Sekaitan atas keprihatinan itu, Yayasan PKPA bersama Ecpat Indonesia dan Yayasan Jarak menginisiasi melakukan konsultasi bersama anak untuk memverifikasi kondisi perlindungan anak yang ada di Indonesia selama masa pandemi.

Kegiatan itu, katanya dalam rilis itu berguna dalam berbagi pengalaman dan pengamatan antar komunitas anak di Indonesia tentang kekerasan anak yang masih terjadi di masing-masing daerah.

Kegiatan melibatkan 23 komunitas anak di seluruh Indonesia, berlangsung secara online selama dua hari. Anak-anak dan orang muda yang hadir mendapat kesempatan memberikan tanggapan dan pengalamannya terkait kondisi kekerasan anak di Indonesia.

Mereka juga merumuskan rekomendasi yang kemudian akan disampaikan oleh anak melalui kegiatan konfrensi nasional yang diwakilkan oleh beberapa perwakilan anak.

Reporter : Ngatirin/rel

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Berita Pilihan

Pj Ketua Dekranasda Tyas A Fatoni Sampaikan Terima Kasih Dekranasda Sumut Juara I Pameran Nasional Gebyar Kreasi Nusantara dan Jogja ITTAF 2024

mimbarumum.co.id - Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara (Sumut) Tyas A Fatoni berterima kasih kepada...