Medan, (Mimbar) – Sebagian besar perusahaan yang beroperasi di kawasan industri Kota Medan enggan memanfaatkan fasilitas air bersih yang disediakan otoritas di sana. Mereka keukeh (tetap memilih)Â memanfaatkan air dalam tanah (ADT) untuk memenuhi kebutuhan operasional produksinya.
“PT. KIM sangat mengharapkan tindakan tegas dari instansi terkait terhadap perusahaan yang masih membandel, yaitu yang tetap menggunakan ADT untuk keperluan produksinya,” ucap P. Simanjuntak, Humas PT. Kawasan Industri Medan (KIM), pekan lalu di Medan.
Dia memaparkan, PT. KIM (Persero) selaku perusahaan operator pada kawasan industri itu sudah berulangkali menyampaikan perihal itu kepada instansi yang berwenang, baik di tingkat Pemerintah Provinsi, Pemerintahan Kabupaten Deliserdang maupun kepada Pemerintah Kota Medan.
Sikap pelaku industri yang tetap menggunakan air dalam tanah itu dikhawatirkan memberi efek buruk bagi lingkungan. Lama kelamaan, kata Simanjuntak, ketersediaan air di dalam tanah akan habis karena penggunaannya yang terus menerus dan dalam jumlah yang sangat banyak.
“Bisa jadi akan terjadi kehampaan di dalam tanah itu. Ini yang dikhawatirkan bisa menimbulkan longsor atau ambruknya permukaan tanah,” ucapnya.
Sejak awal beroperasinya fasilitas produksi air bersih dengan cara memanfaatkan volume air sungai yang berada dekat dengan kawasan industri itu, baru sekitar 30 persen dari total produksi atau sekitar 75 ribu kubik saja yang terserap.
“Selebihnya atau sekitar dua pertiga dari kapasitas produksi yang mencapai 250 ribu kubik itu menjadi mubazir. Itu artinya, dari 300 perusahaan industri yang ada, baru sedikit perusahaan yang mau menggunakan air bersih yang disediakan PT. KIM,” beber Simanjuntak.
PT. KIM selaku perusahaan yang sahamnya juga dikuasai pemerintah provinsi dan kabupaten/kota itu sangat mengharapkan tindakan tegas dari pemerintah atas kondisi tersebut. Perusahaan plat merah itu juga meminta instansi terkait melakukan pengawasan yang melekat sehingga dampak kerusakan lingkungan yang bisa terjadi sebagai akibat dari penggunaan ADT yang tak terkendali itu bisa diminimalisir. (PS)