Beranda blog

Bahrumsyah Soroti Jabatan Kadis SDABMBK dan Kepala BKAD Pemko Medan yang Belum Dilelang

0

mimbarumum.co.id – Anggota DPRD Kota Medan, H.T. Bahrumsyah, menyoroti langkah Wali Kota Medan, Rico Waas yang menyisakan tiga jabatan Eselon II dalam proses lelang jabatan yang tengah dibuka.

Adapun ketiga jabatan yang belum dilelang tersebut, yakni Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK), Kepala Badan Keuangan Daerah (BKAD), dan satu jabatan Staf Ahli.

Padahal, kata Bahrumsyah, dua dari tiga jabatan tersebut, yakni Kepala Dinas SDABMBK dan Kepala BKAD merupakan jabatan strategis yang harus segera diisi.

Sementara, Wali Kota Medan, Rico Waas diketahui telah membuka lelang 5 jabatan Eselon II lainnya, yakni jabatan Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Badan Pendapatan Daerah, Kepala Dinas PKPCKTR, serta Inspektur Kota Medan dengan tidak menyertakan jabatan Kepala Dinas SDABMBK dan Kepala BKAD untuk dilelang.

“Dinas SDABMBK itu sifatnya juga pelayanan dasar, maka seharusnya jabatan Kadis SDABMBK itu segera dilelang. Begitu juga dengan jabatan Kepala BKAD, harusnya juga dilelang bersamaan dengan lima jabatan yang sedang dilelang saat ini. Kenapa dua jabatan yang sangat penting itu justru ditunda lelang jabatannya,” ucap Bahrumsyah, Jumat (23/5/2025).

Dikatakan Bahrumsyah, posisi jabatan Kadis SDABMBK sangat menentukan percepatan pembangunan Kota Medan. Sementara, jabatan Kepala BKAD sangat penting guna memastikan berjalannya seluruh program yang ditetapkan Pemko Medan.

“Artinya, kalau dua jabatan ini tidak segera diisi, maka program-program pembangunan Kota Medan akan berjalan lambat sehingga Pemko Medan tidak akan bisa menyelesaikan target-target kerja yang telah ditetapkan. Untuk itu, kita minta agar lelang dua jabatan itu tidak ditunda dan harus segera dilelang,” ujarnya.

Menurut Bahrumsyah, tidak ada alasan untuk menunda proses lelang jabatan Kadis SDABMBK dan Kepala BKAD Kota Medan. Mengingat, jabatan-jabatan itu sudah cukup lama kosong dan hanya diisi oleh Pelaksana Tugas (Plt).

Untuk itu, Bahrumsyah mendorong agar Wali Kota Medan dapat melelang jabatan Kadis SDABMBK dan Kepala BKAD secara sekaligus dengan lima jabatan Eselon II yang tengah dilelang.

“Karena kita sudah sangat terlambat, sudah terlalu lama jabatan-jabatan itu kosong. Wali Kota Medan harus punya sikap tegas juga untuk segera mengisi kekosongan jabatan-jabatan itu. Jangan lama-lama, karena kita sudah sangat telat. Banyak pekerjaan kita yang belum selesai, revisi RPJMD kita juga belum masuk ke DPRD sampai saat ini. Saya fikir ini penting untuk disegerakan,” tegasnya.

Dijelaskan Bahrumsyah yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Medan itu, Rico Waas diharapkan dapat mengajak para partai pengusung untuk mendukung dan mengawal kebijakan-kebijakan strategis yang diambilnya dalam membangun Kota Medan kedepan.

Dengan demikian, partai-partai pengusung tidak hanya bertugas untuk memenangkan Pilkada Medan, tetapi juga bertugas untuk mengawal Pemko Medan agar menjadi pemerintahan yang solid, konsisten dan punya ketegasan. Sebab para partai pengusung, termasuk PAN akan mengawal kebijakan pemerintah.

“Wali Kota punya hak prerogatif untuk menentukan siapapun orang yang akan mengisi jabatan-jabatan itu untuk membantu pekerjaannya. Jadi Wali Kota Medan tidak perlu ragu untuk segera mengisi jabatan-jabatan strategis itu, sebab kami akan mendukung dan mengawal Pemko Medan ini lima tahun kedepan,” pungkasnya.

Reporter: Jafar Sidik

Gandeng Dewan Masjid Indonesia, BTN Dukung Inklusi Keuangan Lewat Solusi Digital

0

mimbarumum.co.id – Seiring dengan aspirasi menjadi bank transaksional pilihan masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) secara konsisten membuka akses perbankan dan keuangan kepada semua orang melalui inovasi digital.

Terbaru, BTN menyediakan layanan donasi digital di masjid seluruh Indonesia melalui sistem QRIS dan mengajak para pengurus masjid untuk menikmati manfaat bertransaksi digital melalui Super App Bale by BTN. Hal ini diimplementasikan melalui penandatanganan MOU antara Dewan Masjid Indonesia dengan BTN di Jakarta, Sabtu, (17/5/2025)

SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi mengatakan, BTN mendukung inklusi keuangan untuk seluruh masyarakat. Dalam hal ini, BTN sepakat bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) untuk memberdayakan umat serta pengurus masjid melalui penandatanganan kerja sama.

“BTN berkomitmen menghadirkan solusi keuangan yang inklusif dan membuka kesempatan bagi semua orang untuk memberdayakan diri dan keluarga mereka. Dengan adanya kerja sama ini, para pengurus masjid dapat menikmati berbagai produk dan layanan perbankan yang tersedia di BTN, hanya dengan mengakses Super App Bale by BTN. Kami berharap pengelolaan keuangan pribadi para pengurus masjid, serta administrasi masjid yang mereka kelola menjadi lebih efisien dan tertata,” kata Thomas dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/5/2025).

Thomas menjelaskan, kerja sama dengan DMI meliputi sejumlah produk dan layanan. Pertama, umat yang beribadah di masjid dapat memberikan donasi (infaq/sedekah) secara digital melalui scan QRIS yang tersedia di kotak-kotak amal masjid. Layanan QRIS tersebut juga tersedia di aplikasi Bale by BTN.

Untuk memudahkan para pengurus masjid mengelola donasi tersebut, BTN membantu mereka membuka tabungan BTN melalui aplikasi Bale by BTN tanpa harus datang ke kantor cabang.

BTN juga membantu pemberdayaan finansial para pengurus masjid dengan menawarkan program Agen BTN. Dengan menjadi nasabah BTN, pengurus masjid dapat menjadi agen BTN yang menyediakan berbagai layanan transaksi, seperti pembayaran tagihan KPR, listrik, telepon, pulsa, zakat, infaq serta sedekah. “Program keagenan ini dapat menjadi pemasukan tambahan bagi takmir masjid,” ujar Thomas.

Selain itu, sebagai bank yang memiliki keahlian di pembiayaan sektor perumahan, BTN turut menyediakan layanan pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) atau pembiayaan kepemilikan rumah dengan skema subsidi bagi para takmir masjid. Diharapkan, para pengurus masjid dapat memiliki rumah impian yang layak, aman, nyaman, dan terjangkau sesuai dengan segmen mereka yang termasuk segmen pekerja informal.

Pada kesempatan tersebut, Ketua DMI Jusuf Kalla mengatakan pentingnya masjid-masjid di Indonesia untuk memaksimalkan fungsi dan perannya dalam memajukan perekonomian umat. Dengan adanya kerja sama antara DMI dan BTN, masjid-masjid di Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat pemberdayaan ekonomi bagi umat Islam.

Pada tahap pertama, BTN berharap sekitar 50.000 masjid per tahunnya dapat merasakan manfaat dari kerja sama digital dengan DMI.

Hingga akhir kuartal I-2025, jumlah pengguna Super App Bale by BTN telah mencapai 2,4 juta dengan nilai transaksi yang mencapai Rp22,3 triliun. BTN optimis pada akhir tahun 2025 dapat mencapai target jumlah pengguna Bale by BTN di kisaran 3,6 juta hingga 4 juta user.

“Kerja sama solusi keuangan bersama DMI ini sejalan dengan upaya BTN menggenjot pendanaan murah dan berkelanjutan melalui transaksi digital mulai tahun ini. Super App Bale by BTN menawarkan berbagai fitur dan layanan transaksional yang bersaing tanpa harus berpindah-pindah aplikasi,” pungkas Thomas.

Reporter : Jepri Zebua

Gelar Melayu Serumpun Resmi Dibuka, Rico Waas: Kebudayaan Bisa Jadi Sarana Promosi

0

mimbarumum.co.id – Gelar Melayu Serumpun (Gemes) ke – 8 tahun 2025 resmi dibuka di halaman Istana Maimun, Jalan Brigjen Katamso, Rabu (21/5/2025).

Meskipun hujan mengguyur Kota Medan, event yang masuk dalam agenda Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata RI ini tetap meriah dengan ragam kesenian dan kebudayaan yang memukau.

Pembukaan Gemes ke-8 yang dilakukan oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas ini ditandai dengan pemukulan gendang melayu. Bahkan dalam kesempatan tersebut Rico Waas memperlihatkan kemampuannya memukul gendang dengan memainkan irama zapin.

Selain dihadiri Menteri Pariwisata RI diwakili Direktur Poltekpar Medan Dr. Ngatemin, perhelatan yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 21 sampai tanggal 24 Mei 2025 ini juga dihadiri Sultan Deli XIV, Sultan Mahmud Arya Lamantjiji Perkasa Alam Shah, Wakil Ketua DPRD Medan Zulkarnain, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman, Ketua TP PKK Kota Medan Airin Rico Waas, Istri Wakil Wali Kota Medan Titin Martinijal, istri Sekda Ismiralda Wiriya, Para Konjen Negara sahabat , Pimpinan Perangkat Daerah dan para Delegasi baik dari dalam dan luar negeri.

Dalam sambutannya, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas mengatakan, kita hadir disini karena mempercayai satu hal yang sama dan semangat yang sama serta memiliki akar yang sama yaitu kebudayaan Melayu. Tentunya kebudayaan dapat menjadi identitas dan kekuatan suatu bangsa.

“Melayu Bukan hanya sebagai identitas etnis, tetapi juga jiwa dalam pantun, nafas di dalam gurindam, gerak dalam zapin, suara dalam syair, dan cahaya dalam adat. Saya mungkin tidak terlahir sebagai seorang Melayu, tapi saya percaya bahwa saya berjiwa Melayu tulen,” jelas Rico Waas.

Dijelaskannya, bangunan Istana Maimun merupakan simbol kejayaan Kesultanan Deli dan warisan sejarah di Kota Medan yang harus dijaga serta dipromosikan. Sejatinya, kebudayaan harus dapat menjadi sarana promosi yang hebat bagi kota ini.

“Insyaallah dengan acara Gemes kita bisa mempromosikan kebudayaan dari kota Medan agar dunia tahu dari mana Melayu itu berasal. Tidak hanya seni budaya dari sisi kuliner dan pakaian juga dapat kita perkenalan sebagai identitas Melayu,” imbuh Rico.

Menurutnya, kita tidak ingin menjadikan Melayu hanya sebagai objek, tetapi harus menjadi subjek. Melayu harus tampil kuat, berdaya, dan menjadi bagian penting dalam promosi identitas kota ini.

“Kalau kita ingin diperhatikan oleh negara luar atau dunia, maka kebudayaan yang harus di dorong. Ini adalah Soft diplomacy, bagaimana kita bisa kuat dipandang negara luar karena kebudayaan kita yang hebat,” bilangnya

Sementara itu, Menteri Pariwisata RI diwakili Direktur Poltekpar Medan, Dr Ngatemin mengatakan bahwa apresiasi disampaikan kepada Pemko Medan karena Gemes kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2025. Tentu diharapkan kegiatan ini dapat memicu tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Medan.

“Kami berharap event Gemes ini dapat menjadi atraksi daya tarik wisata yang berdampak pada kunjungan pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif sekaligus memberikan pengalaman yang unik bagi wisatawan,” bilangnya.

Reporter : Jepri Zebua

Buka Diskusi Optimalisasi Pelayanan Publik, Wali Kota Medan: Layani Masyarakat Dengan Hati

0

mimbarumum.co.id – Masyarakat akan bisa merasakan pelayanan publik yang baik jika aparatur melayani dengan hati dalam sebuah sistem yang terintegrasi.

Demikian disampaikan Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas saat membuka Diskusi Publik “Optimalisasi Pelayanan Publik yang Terintegrasi di Jajaran Kota Medan”, Kamis (22/5/2025) di Mal Pelayanan Publik Medan.

Dalam diskusi yang digelar Polrestabes Medan bekerja sama dengan Pemko itu, Rico Waas menyebutkan, pelayanan publik yang baik didukung dua faktor utama, yakni sistem dan karakter.

Ia memaparkan, ada sistem terintegrasi dengan berbagai jajaran lain, sistem yang dibangun dengan teknologi komunikasi, dan sistem yang ditetapkan pimpinan untuk memastikan pekerjaan berjalan efektif dan efisien.

“Namun, itu semua juga sangat tergantung pada faktor karakter pelaku. Sistem yang sudah baik ini tidak akan efektif jika pelakunya tidak bekerja dengan baik,” ujar orang nomor satu di Pemko Medan itu.

Dalam kegiatan yang dihadiri antara lain oleh Kapolrestabes Medan Kombes. Pol. Gidion Arif Setyawan dan segenap pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan itu, Rico Waas mengingatkan tentang pentingnya petugas melayani masyarakat dengan menggunakan hati dan humanis.

“Intinya, sistem dan manusianya harus benar-benar melayani dengan hati. Kita sebagai pelayan masyarakat harus bisa menyikapi keluhan masyarakat,” terangnya.

Dalam kesempatan itu, Rico Waas juga berpesan kepada pihak Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan selaku pengelola Mal Pelayanan Publik tidak sekadar menyediakan ruang, tetapi juga harus membuat masyarakat merasakan pelayanan yang baik.

“Saya berharap pelayanan ini terus di-upgrade untuk bisa mengatasi berbagai permasalahan yang merundung anak,” tukasnya.

Reporter : Jepri Zebua

Rektor UINSU Harapkan Guru Besar Menulis dan Berikan Pencerahan

mimbarumum.co.id – Tugas besar seorang guru besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) adalah tetap aktif menulis karya ilmiah dan memberikan pencerahan ilmu kepada mahasiswanya.

Hal itu diutarakan Rektor UINSU Prof Dr Nurhayati MAg pada sambutan Pengukuhan Guru Besar di Gelanggang Mahasiswa Kampus I Jalan Sutomo Medan, Kamis (22/5/2025). Pengukuhan guru besar itu dibuka Ketua Senat Universitas Prof Dr Pagar Muda. 

Berikut nama guru besar terbaru yaitu, Prof. Dr. Ir. M Idris, M.P. (Fakultas Sains dan Teknologi), Prof. Dr. Chuzaimah Batubara, M.A. (FEBI), ⁠Prof. Dr. Muhammad Habibi Siregar, M.Ag. (FEBI), ⁠Prof. Dr. Nispul Khoiri, M.Ag. (FSH), ⁠Prof. Dr. Salim, M.Pd. (FITK), ⁠Prof. Dr. Ali Imran Sinaga, M.Ag. (FITK), Prof. Dr. Muhammad Faisal Hamdani, M.Ag. (FSH), ⁠Prof. Dr. Saparuddin, S.E.Ak., M.Ag. (FEBI), Prof. Dr. Sukiati, S.Ag., M.A. (FSH).

Rektor mengatakan, seharusnya pada tahun 2025 menambah 10 guru besar. Namun satu guru besar Prof. Dr. Hafsah, MA beberapa waktu yang lalu telah wafat. Sehingga hanya 9 guru besar yang dikukuhkan pada hari ini. 

Lanjut rektor, selama dua tahun kepemimpinan Prof Nurhayati sampai bulan Mei 2025 sudah tiga kali melaksanakan pengukuhan guru besar diawali pada 11-12 Desember 2023 telah mengukuhkan 20 guru besar dalam berbagai bidang keilmuan. 

Selanjutnya, pada 15 Mei 2024 kembali mengukuhkan 4 guru besar  dalam bidang ilmu Dakwah, Ushuluddin dan Syari’ah. Kemudian saat ini mengukuhkan 9 guru besar baru UINSU dalam bidang ilmu Ekonomi Islam, Tarbiyah dan Syari’ah serta 1 guru besar dalam Ilmu Biologi khususnya tentang tanah.

Pengukuhan ini sesungguhnya menunjukkan ada konsistensi UINSU Medan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas guru besarnya. Sampai tahun 2022, jumlah guru besar hanya 26 orang. Namun dalam dua tahun terakhir berhasil menambah 34 guru besar. 

Sebuah pencapaian terbesar sepanjang sejarah UINSU Medan. Saat ini, guru besar aktif tercatat 58 orang. Menurut data Kepegawaian dan SDM, sampai priode Mei ini, terdapat 10 calon guru besar yang sedang berproses baik di Kementerian Ristek-Dikti ataupun di Kementerian Agama.

“Jika proses pengusulan kenaikan jabatan fungsional yang akan berakhir Oktober, tanpa ada halangan dan rintangan,  paling tidak kita akan mendapatkan tambahan 12-15 guru besar lagi,” katanya.

Rektor menyebut pertambahan guru besar bukanlah semata-mata pertambahan kuantitas. Namun lebih dari itu, kehadiran guru besar baru adalah isyarat yang paling nyata dan kuat, bahwa sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UINSU Medan terus menerus dan tanpa henti melahirkan  dan memproduksi karya-karya ilmiah bermutu yang berguna bagi bangsa dan dan agama. 

Saat ini Kementerian Agama RI telah merumuskan apa yang disebut dengan 8 Program Prioritas atau Asta Cita Kementerian Agama RI. Sebagai PTKIN di bawah Kementerian Agama, maka UINSU harus mendukung sepenuhnya program tersebut dan juga sekaligus memberikan kontribusi konseptualnya. 

Adapun ke 8 Asta cita itu adalah, Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, Eko Teologi, Layanan Keagamaan Berdampak, Pendidikan Unggul, ramah dan Terintegrasi, Pesantren Berdaya, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Digitalisasi Tata Kelola dan Gender dan Anak. 

Merujuk 8 Asta Cita Kementerian Agama di atas, maka menjadi tanggungjawab para guru besar UINSU untuk menterjemahkan kebijakan tersebut bukan saja dalam bentuk konseptual tetapi juga dalam bentuk praktik-implementatifnya. 

Reporter : M Nasir

Polisi Tangkap Pelaku Penganiayaan di Warung Geprek Ngenes Kelurahan Mangga

mimbarumum.co.id – Polisi menangkap pelaku penganiayaan berinisial OS, 39 tahun, warga Jalan Bunga Herba, Medan Selayang.

Pasalnya, ia diduga melakukan penganiayaan terhadap LS, 34 tahun, Jumat (18/4/2025) lalu di warung Geprek Ngenes, Kelurahan Mangga, Medan Tuntungan.

Kapolsek Medan Tuntungan, Iptu Syawal Sitepu menjelaskan, insiden penganiayaan itu terjadi saat keduanya bertemu di lokasi. Setelah mengobrol beberapa saat, keduanya terlibat cekcok mulut.

“Saat cekcok itu, korban berdiri. Pelaku juga ikut berdiri dan hendak merangkul korban,” katanya, Kamis (22/5/2025).

Saat dirangkul, korban melepaskan rangkulan itu yang menyulut emosi pelaku. Pelaku pun memiting korban yang membuat korban merasa kesakitan.

“Korban berusaha melepaskannya dengan cara meronta-ronta. Setelah terlepas lalu korban menyelamatkan dirinya dengan cara berlari ke arah parkiran, kemudian pelaku menarik baju korban dari belakang sehingga baju yang dikenakan korban robek,” tuturnya.

Dengan kondisi baju yang terlepas itu, korban pun melarikan diri dan mendatangi Polsek Medan Tuntungan.

“Pelaku kita jerat dengan pasal 351 ayat (1) KUHPidana dengan dua tahun delapan bulan penjara,” ujarnya.

Sementara pelaku, OS menuturkan bahwa ia tidak ada melakukan pemukulan terhadap LS. Dikatakannya, ia hanya melakukan pemitingan terhadap LS karena LS melepaskan rangkulan yang diberikannya.

“Kami belum ada ngobrol apa-apa. Dia bilang jangan coba-coba intervensi saya. Saya bilang siapa yang mau mengintervensi kamu. Tiba-tiba dia berdiri. Kalau masalah katanya pemukulan, saya mati berdiri pun siap. Tidak ada saya pukul dia. Tapi biar lah Tuhan yang jawab itu semua,” ucapnya.

Pria 39 tahun itu pun mengaku telah menghaturkan permohonan maaf terhadap korban. Namun korban tetap ingin melanjutkan perkara itu ke jalur hukum.

“Saya sebetulnya tidak mau seperti ini. Saya maunya baik-baik aja. Kalau sudah begini, saya juga mau minta maaf sama rekan-rekan media sekalian. Saya sudah minta maaf sama korban. Kemarin pun saat mau buat laporan juga saya sudah minta maaf. Tapi dia tidak terima. Dia mau berlanjut. Saya sebagai manusia mau jalan yang baiknya aja sebenarnya,” ujarnya.

Reporter: Rasyid Hasibuan/R

Rumiris Siagian Kecewa Ruko Kawasan Limau Manis Disewakan Sepihak

0

mimbarumum.co.id – Rumiris Siagian yang mendatangi Juliase di ruko Jalan Besar Pasar 13 Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang, Sabtu (17/5/2025) untuk menanyakan kesepakatan mereka terkait ruko menjadi polemik.

Pasalnya, Rumiris yang datang dengan tujuan baik menanyakan mengapa ruko sesuai kesepakatan mereka disewakan Juliase sepihak tanpa diberitahu terlebih dahulu ke dirinya berujung tuduhan dirinya melakukan penganiayaan dan pengancaman.

“Sangat disayangkan maksud baik saya mendatangi Juliase sesuai janji kami hari Sabtu bertemu jadi berita tuduhan yang menyebut saya menganiaya dan mengancam pria LS yang mengaku disuruh menjaga ruko tersebut,” ujarnya, Kamis (22/5/2025).

Ia kesal lantaran Juliase tak kunjung muncul untuk mengklarifikasi terkait disewakannya ruko itu.

“Karena Juliase tidak kunjung muncul, saya meminta gembok ruko dibuka, namun dihalangi LS yang akhirnya terjadi dorong -dorongan. Jadi tidak ada penganiayaan. Terkait sebutan ada pistol yang dianjungkan L itu tidak benar. Itu pistol mainan yang sebenarnya korek api/mancis dan LS telah buat laporan ke Propam, sudah diperiksa,” jelasnya.

Ia juga mendengar isu jika dirinya akan dilaporkan LS ke Polresta Deliserdang terkait penganiayaan dan pengancaman.

“Siapa yang menganiaya dan mengancam? Saya berurusan dan ingin bertemu dengan Juliase bukan LS yang mengaku-ngaku menjaga ruko serta melakukan penghadangan,” sebutnya sembari mengingatkan agar jangan ada orang luar yang menjadi provokator atau mencari keuntungan atas urusannya dengan Juliase terkait ruko. Karena terbukti LS sendiri tidak mengalami luka-luka bahkan tidak lecet sedikitpun karena keesokan harinya kami bertemu di Cafe Zens HM Joni untuk bicara baik-baik dan saya merekam pembicaraan sepanjang pertemuan,” urainya.

Rumiris menceritakan kesepakatan tentang ruko dengan Juliase yang berawal dibelinya dari Mina Tan warga Lubukpakam melalui marketplace.

“Ruko sudah saya beli dari Mina Tan warga Lubukpakam. Sebelumnya yang punya ruko adalah Juman dan istrinya Juliase yang sudah cerai. Dan hak asuh 3 orang anak jatuh kepada Juliase. Ada surat hibah ruko tersebut dari Juman ke Juliase dan ketiga anaknya. Jadi saat Juliase yang mengasuh ketiga anaknya mengalami kesulitan dan meminjam pada Mina Tan sebesar Rp 300 Juta,” ucapnya.

Lanjutnya, peminjaman itu dibuat kausul perjanjian dengan tanda tangan jika 6 bulan tidak lunas maka ruko jadi milik Mina Tan.

“Jadi pada tahun 2023 saya belilah dari Mina Tan sebesar Rp 1miliar. Dimana sebelumnya tahun 2020 Juliase sebagai kuasa atas diri sendiri selaku orang tua dari tiga orang anak menjual ruko tersebut ke pihak Mina Tan dengan surat pelepasan hak resmi dari Notaris Adi Pinem secara sah,” imbuhnya.

Namun, lanjutnya, pada saat ruko akan dicek fisik, 20 Desember 2023 digembok oleh pihak Juliase.

“Kita akhirnya berteman dan sepakat dengan Juliase untuk mengugat Mina Tan. Kasihan masa terima Rp 300 Juta ruko harus lenyap. Dan saya sudah melaporkan Mina Tan ke Polrestabes Medan dan sudah masuk tahap sidik,” imbuhnya.

Disebutnya, kita sudah berbicara dengan Juliase untuk menuntut Mina Tan dan sepakat terkait ruko. Namun Rumiris kecewa karena tanpa konfirmasi, ruko disewakan ke orang lain.

“Jika ditanya kepada yang jaga usaha, disebut usaha itu milik Juliase. Tetapi LS bilang itu disewakan Rp40 juta untuk jualan sembako dan 40jt dapur umum MBS,” tambahnya.

Rumiris mengaku sangat menyayangkan, yang harusnya bertemu Juliase harus berbenturan dengan LS

“Saya yang memiliki berkas ruko itu bukan mafia. Dan jujur saya iba dengan Juliase sehingga saya sebut jual saja ruko itu dan kembalikan uang saya Rp 1 miliar ditambah kerugian akibat masalah ini Rp 100 juta,” ungkapnya sembari menyebut hari
Minggu (18/5/2025) sehari setelah ada kesalahpahaman pada Sabtu itu, bertemu LS dan salah seorang ketua LSM berinisial AGG.

Rumiris mengingatkan agar jangan ada orang yang mencoba memeras dari situasi yang sebenarnya sudah ada kesepakatan.

“Diselesaikanlah dengan baik, kita dengan Juliase tidak ada masalah. Jangan ada pihak yang mencoba memeras dan cari keuntungan dari situasi ini,” harapnya.

Sementara, LS saat dikonfirmasi mengaku sebagai penjaga ruko milik Juliase mengalami penganiayaan dan pengancaman.

“Saya diminta Juliase menjaga ruko,” sebutnya tanpa menjelaskan kapasitasnya sebagai penjaga.

LS melanjutkan, dirinya dianiaya dan diancam sehingga melaporkan L ke Propam Polda Sumut dan Rumiris ke Polresta Deliserdang.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan melalui Kasubbid Penmas Kompol Siti Rohani Tampubolon saat dikonfirmasi terkait dilaporkannya L ke Bid Propam mengaku belum mengetahuinya.

“Saya belum mengetahuinya, nanti saya tanyakan dulu,” tandasnya.

Reporter: Rasyid Hasibuan/R

Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan Lakukan Patroli Tengah Malam

mimbarumum.co.id – Dalam Upaya mencegah tindak pidana jalanan serta gangguan kamtibmas lainnya seperti Geng motor dan tawuran. Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, SIK, SH, M.Hum, melalui Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Bayu Putro Wijayanto SE SIK, memberikan arahan serta perintah langsung kepada Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan.

Mengantisipasi terjadinya kejahatan jalanan, seperti aksi genk motor, balap liar, curat, curas, curanmor, tawuran, dan kejahatan jalanan lainnya, Unit Resmob Sat Reakrim Polrestabes Medan meningkatkan patroli, Rabu (21/5/2025).

Patroli ini terdiri dari Panit Opsnal Unit Resmob IPDA Richard Derio Siahaan S.H., Tim Opsnal Unit Resmob, Personil URC Roda 4, yang dipimpin oleh Kanit Resmob Iptu Eko Sanjaya SH MH.

Patroli dilaksanakan di sepanjang jalan Sei Kera, Kelurahan Pandau Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan, Kota Medan.

Selama patroli, petugas Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan berhasil melakukan penindakan terhadap 1 ( satu ) orang bernama Abdurrahman Z yang sempat Viral di sosial media melakukan aksi Premanisme, dengan mengamankan satu unit sepeda motor Honda Beat Warna Putih merah BK 3087 AGK dan Rantai besi.

Kegiatan patroli yang dilakukan oleh Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan ini juga merupakan salah satu bentuk nyata hadirnya Polri ditengah-tengah masyarakat.

Selain melakukan patroli dibeberapa titik keramaian, personil Unit Resmob Sat Reskrim Polrestabes Medan juga menyisir jalanan sepi dengan tujuan untuk mencegah anak-anak muda melakukan aksi balapan liar yang bisa menggangu dan berbahaya bagi keselamatan mereka dan orang lain.

Patroli ini juga merupakan salah satu bentuk palayanan yang diberikan oleh Polri kepada masyrakat untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat pada saat mereka beraktifitas.

Reporter: Rasyid Hasibuan

JPU Sebut Direktur SPBU Vera Agustina Nikmati Keuntungan dari Oplosan Pertalite

mimbarumum.co.id – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Medan mengungkap bahwa Direktur SPBU 14.201.135 Vera Agustina turut menikmati keuntungan dari penjualan BBM bersubsidi jenis Pertalite yang dioplos dan dibeli secara ilegal.

Hal itu dikatakan JPU Sofyan Agung Maulana ketika membacakan dakwaan terhadap Sahlan Suryanta Siregar (34), selaku manajer dan Muhammad Agustian Lubis (34), selaku supervisor SPBU 14.201.135, yang beralamat di Jalan Flamboyan Raya Nomor 09, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan.

“Keuntungan dari penjualan BBM oplosan tersebut mencapai Rp 80 juta hingga Rp 90 juta per bulan, dan dibagi-bagi kepada Vera Agustina selaku Direktur, kedua terdakwa, serta dua orang lainnya, yakni Suadi dan Yusuf Ibnu Azis,” kata JPU Sofyan Agung Maulana di Pengadilan Negeri Medan, Rabu (21/5/2025).

JPU Sofyan mengatakan kasus ini bermula pada Rabu (5/3/2025), ketika terdakwa Agustian dan terdakwa Sahlan memesan 8.000 liter Pertalite dari seseorang bernama Isom (Daftar Pencarian Saksi/DPS), di luar prosedur resmi PT Pertamina.

“BBM tersebut dikirim menggunakan truk tangki Mitsubishi Fuso BK 8049 WO yang dikemudikan oleh terdakwa Untung dan terdakwa Yudhi Timsah Pratama (masing-masing berkas terpisah),” ujarnya.

Setibanya di SPBU, terdakwa Untung dan Yudhi melakukan pembongkaran BBM ke dalam tangki pendam SPBU, dibantu oleh terdakwa Agustian yang memeriksa isi tangki secara manual.

Saat proses pembongkaran berlangsung, petugas dari Polrestabes Medan datang dan meminta dokumen resmi distribusi BBM tersebut.

“Namun, para terdakwa tidak dapat menunjukkan dokumen resmi dari Pertamina dan mengakui bahwa BBM tersebut merupakan hasil oplosan dan tidak dipesan sesuai prosedur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, JPU Sofyan menyebutkan, seharusnya prosedur resmi pemesanan BBM dari Pertamina mengharuskan SPBU mengirimkan data stok melalui SMS sebelum pukul 14.00 WIB.

Setelah itu, dilakukan pembayaran ke Bank BNI berdasarkan volume dan kode pemesanan yang valid dari Pertamina.

Mobil tangki resmi Pertamina akan mengantar BBM disertai dokumen delivery order (DO) dan proses pembongkaran dilakukan dengan pengawasan ketat.

“Namun, karena alasan kekurangan modal dari Direktur SPBU Vera Agustina, para terdakwa justru membeli BBM dari pihak ilegal dengan harga Rp9.000 sampai Rp9.200 per liter, jauh di bawah harga jual resmi Rp10.000 per liter,” terang Sofyan.

Dalam kurun waktu tertentu, para terdakwa telah melakukan transaksi ilegal sebanyak lebih dari 30 kali kepada Isom dan meraup keuntungan sekitar Rp80 juta hingga Rp90 juta per bulan.

Keuntungan tersebut dibagi-bagikan kepada Direktur Vera Agustina, kedua terdakwa, serta dua orang lainnya, yakni Suadi dan Yusuf Ibnu Azis.

“Para terdakwa melanggar Pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, sebagaimana telah diubah oleh Pasal 40 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana,” tukasnya.

Reporter : Jepri Zebua

Negeri 1.000 Masjid: Iman yang Meriak di Permukaan

0

Oleh: Muhibbullah Azfa Manik, dosen Universitas Bung Hatta

Tak sulit menemukan masjid di Indonesia. Di tiap sudut gang, kompleks perumahan, bahkan di rest area jalan tol, rumah ibadah umat Islam berdiri megah dan bercahaya. Menara-menara menjulang menembus awan, pengeras suara berkumandang lima kali sehari. Di banyak tempat, masjid dibangun lebih cepat daripada sekolah, rumah sakit, atau perpustakaan. Tak heran jika kita dijuluki Negeri 1.000 Masjid—sebuah metafora yang terasa semakin dekat dengan kenyataan.

Namun di balik gegap gempita itu, ada pertanyaan sunyi yang sering tak terdengar: seberapa dalam iman tumbuh di balik banyaknya masjid? Apakah keberlimpahan rumah ibadah kita selaras dengan kedalaman spiritual dan kemajuan sosial? Ataukah kita justru menyaksikan pertumbuhan fisik yang tak diiringi pendewasaan iman?

Statistik menunjukkan Indonesia memiliki lebih dari 800.000 masjid, tersebar dari Aceh hingga Papua. Angka ini jauh melampaui jumlah sekolah menengah atas, pusat kesehatan, atau bahkan kantor polisi. Setiap tahun, masjid baru terus dibangun—baik oleh swasta, yayasan, maupun pemerintah. Bahkan di wilayah bencana atau perkampungan miskin, pembangunan masjid kerap diprioritaskan dibanding infrastruktur dasar lain.

Fenomena ini memang tak sepenuhnya buruk. Ia mencerminkan semangat religiusitas masyarakat yang tinggi, serta tradisi gotong royong dalam membangun tempat ibadah. Masjid menjadi pusat kegiatan sosial, pendidikan, bahkan ekonomi. Namun, ketika pembangunan masjid tak diiringi dengan pemanfaatan dan pengelolaan yang baik, yang tersisa hanyalah bangunan kosong yang megah tapi sepi dari makna.

Banyak masjid berdiri megah namun kosong di waktu-waktu salat. Bangunan bercat emas dan keramik mahal hanya menjadi lambang status sosial donatur. Di beberapa tempat, masjid bahkan menjadi simbol persaingan antarkelompok, bukannya pemersatu umat. Fenomena masjidisasi tanpa spiritualisasi menjadi ironi keagamaan kita hari ini.

Masjid semestinya bukan hanya tempat salat berjamaah, tapi juga pusat pembinaan umat. Di masa Rasulullah, masjid adalah tempat belajar, berkonsultasi, bahkan bermusyawarah soal politik dan ekonomi. Masjid adalah ruang publik yang hidup dan menyatu dengan denyut masyarakat. Namun kini, tak sedikit masjid yang tertutup bagi kalangan tertentu, dikunci di luar waktu salat, bahkan memisahkan umat karena perbedaan mazhab atau pandangan politik.

Lebih dari itu, masjid juga semestinya menjadi tempat yang bersih dari ujaran kebencian dan politisasi agama. Sayangnya, sebagian mimbar masjid hari ini dipenuhi retorika permusuhan, penggiringan opini, dan delegitimasi terhadap sesama. Bukankah ini bertentangan dengan esensi masjid sebagai tempat yang suci dan damai?

Di tengah keriuhan pembangunan fisik, kita lupa membangun nilai. Kita lebih sibuk mengecat menara daripada menghidupkan majelis ilmu. Lebih suka membangun tempat wudu marmer daripada menyediakan beasiswa bagi anak-anak miskin. Iman kita tampak meriak di permukaan, tapi tak menyelam dalam perilaku sosial.

Ada paradoks yang menyayat dalam Negeri 1.000 Masjid ini. Di negara dengan rumah ibadah terbanyak, kita masih disuguhi berita tentang korupsi, kekerasan berbasis agama, dan kebencian atas nama Tuhan. Di tengah lantunan azan lima waktu, tak jarang terdengar pekik intoleransi dan diskriminasi. Seolah-olah masjid tak mampu lagi menyentuh nurani, hanya memantulkan gema yang hampa makna.

Padahal, masjid punya potensi luar biasa untuk menjadi motor perubahan sosial. Masjid yang terbuka, inklusif, dan ramah terhadap semua golongan bisa menjadi pengikat keberagaman. Masjid yang dikelola secara profesional, dengan transparansi dana dan program-program pendidikan, bisa mengangkat kualitas umat. Masjid yang menghidupkan ilmu dan dialog bisa menjadi cahaya di tengah gelapnya polarisasi.

Beberapa contoh baik mulai bermunculan. Di sejumlah kota besar, masjid sudah mulai menerapkan manajemen modern—dengan laporan keuangan digital, program literasi, hingga pengelolaan wakaf produktif. Ada masjid yang menjadi pusat ekonomi umat, membina UMKM, dan membuka layanan sosial untuk masyarakat sekitar tanpa pandang agama. Di sinilah harapan itu muncul, bahwa masjid bukan sekadar bangunan, tapi jantung peradaban.

Sudah waktunya kita meninjau ulang apa makna dari menjadi Negeri 1.000 Masjid. Apakah kita puas hanya dengan jumlah, atau kita siap mengejar kualitas? Apakah kita cukup bangga dengan menara tinggi, atau kita ingin iman yang mendalam?

Masjid bukan hanya tempat bersujud, tapi juga tempat bersatu. Bukan sekadar lokasi ritual, tapi pusat nilai dan aksi sosial. Negeri 1.000 Masjid tak cukup diukur dari jumlah kubah, tapi dari seberapa dalam cahaya masjid itu menjangkau hati dan perbuatan umatnya.

Karena yang dibutuhkan bangsa ini bukan hanya rumah ibadah yang banyak, tapi umat yang tercerahkan. Dan itu dimulai dari masjid yang hidup—bukan sekadar berdiri.***