mimbarumum.co.id – Mendapatkan harga kebutuhan pokok murah, agaknya hanya sebuah angan-angan. Setelah harga ikan yang diecer dengan harga mahal, kini giliran harga daging ayam potong yang melonjak tajam.
Kenaikan harga itu berlangsung pasca perayaan Tahun Baru Imlek. Para pedagang di sejumlah pasar tradisonal di Medan menjual dengan harga antara Rp30-33 ribu perkilogramnya atau naik hingga mencapai Rp5 ribu perkilogram.
Pengusaha kuliner mikro dan kecil menjadi pihak yang paling merasakan dampak kenaikan harga tersebut.Pasalnya, harga jual ayam matang itu tidak bisa langsung disesuaikan dengan kenaikan harga daging ayam mentah.
Syahdan, owner Kafe Syahdan di kawasan Jalan Sentosa Baru, Kota Medan mengaku pasrah dengan kenaikan harga ayam mentah tersebut, meskipun ia sendiri tidak setuju dengan kenaikan harga itu.
“Saya tidak bisa menaikan harga, apalagi mengecilkan porsi. Tidak tega saya. Palingan pasrah ajalah menunggu harga ayam turun,” ucapnya kepada wartawan, Senin (11/2/19) di Medan. Ia mengaku kenaikan harga ayam itu telah mengganggu bisnisnya.
Hal sama dikatakan Deni Juliansyah, Owner Warung Kq5 di Jalan Mustapa, Kota Medan. Ia mengaku membeli daging ayam ras itu di pasar tradisonal Pulobrayan dengan harga mencapai Rp 33 ribu/Kg.
Mau tidak mau ia harus beli karena usahanya hampir semua menu menggunakan ayam. Mahalnya harga ini dirasakannya sangat mempengaruhi usahanya ditambah lagi kondisi ekonomi yang kian pelik dengan daya beli diperkirakan menurun hingga 40 persen.
“Saya tidak naikkan harga atau mengecilkan porsi. Saya tunggu harga turun, kan gak mungkin harga ayam segini terus. Saya harapkan dalam waktu dekat harga ayam kembali normal,” tandasnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, harga ayam naik hampir di semua pasar tradisional di Medan. Bukan hanya pedagang kuliner bahkan pedagang ayam potong sendiri juga menjerit. Mahalnya harga bahan kebutuhan itu telah menyebabkan jumlah pembeli juga menurun.
(Mahbubah)