mimbarumum.co.id – Katanya, home industri kerupuk jangek babi di Jalan Durung Gang Pikir Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung, hanya diproduksi untuk kalangan sendiri (non muslim) saja.
“Benar, di gang itu ada home industri kerupuk jangek babi. Namun yang saya dengar, katanya kerupuk tersebut tidak diproduksi diwarung atau dikedai, melainkan hanya di rumah makan non muslim saja,” kata Rina (40) warga sekitar saat diwawancarai kru mimbarumum.co.id, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga : Home Industri Jangek Babi di Sidorejo tak Punya Izin
Sambung Rina, kalaulah memang benar kerupuk jangek babi itu diproduksi diwarung-warung atau di kedai, pasti sudah dikomplin oleh warga disini khususnya yang beragama muslim.
“Untuk masalah izinnya kurang tau ada apa tidak, namun yang jelasnya di kedai-kedai sini belum ada kedapatan yang menjual jangek babi itu,” jelasnya.
Ketika ditanya adakah kekhawatiran dengan kehalalan kerupuk kulit yang dibeli, Rina menjawab tidak. Sebab antara kerupuk jangek sapi dengan kerupuk jangek babi berbeda baik warna maupun teksturnya.
“Kalau setahu saya, kerupuk kulit sapi memiliki warna putih keruh dan sedikit kecokelatan. Teksturnya renyah dan sedikit keras. Selain dapat langsung dikonsumsi, sebagian jenis kerupuk kulit sapi juga ada yang digunakan untuk campuran dalam membuat sayur,” ujar Rina.
Sambung Rina lagi, seperti sayur sambal goreng kerecek atau sayur lodeh. Sebab, dengan ketebalannya, kerupuk kulit sapi lebih terasa kenyal dan tidak mudah hancur saat terkena bahan cair atau kuah dalam sayur.
Sedangkan kerupuk kulit babi lebih putih dan lebih cerah dibandingkan dengan kerupuk kulit sapi atau kerupuk kulit kerbau.
“Teksturnya juga berbeda, lebih renyah dan rapuh, sebab rongga-rongga dalam kerupuk kulit babi lebih halus,” tutupnya. (an)