Oleh: Julpahri Tanjung
Ketua Umum HMI FIS UINSU
Pada tanggal 19 Februari 2024, telah dilaksanakan peresmian renovasi dan revitalisasi Masjid, Student Center, serta Gedung Insan Cita yang dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, di antaranya Wakil Menteri Agama Romo Syafii, Anggota BPKH Amir Yusuf, serta KAHMI Medan dan KAHMI Sumatera Utara. Langkah-langkah yang diambil oleh Yayasan dan KAHMI Medan patut diapresiasi sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas perkaderan bagi kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan.
HMI, sebagai organisasi perkaderan yang jelas tercantum dalam Pasal 8 Anggaran Dasar (AD) HMI, seharusnya menjadi wadah yang bisa mencetak generasi pemimpin yang tangguh dan berdaya saing. Renovasi fasilitas seperti masjid, student center, dan gedung insan cita adalah langkah positif dalam mendukung kelancaran perkaderan dan kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah potensi kader. Namun, di balik itu, ada sebuah persoalan besar yang tidak boleh diabaikan, yaitu masalah kepemimpinan di HMI Cabang Medan yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Sejak 30 Mei 2024, HMI Cabang Medan telah dikarateker melalui surat keputusan PB HMI, yang seharusnya menjadi langkah strategis untuk menyelesaikan krisis kepemimpinan di cabang tersebut. Namun kenyataannya, proses tersebut tidak membuahkan hasil yang baik. Organisasi yang seharusnya aktif dengan berbagai kegiatan kaderisasi dan sosial kini “mati suri,” tidak lagi terdengar gaungnya di tengah masyarakat kampus maupun di lingkungan sekitarnya.
Harapan kami adalah, agar KAHMI dan pihak-pihak terkait tidak hanya fokus pada renovasi fisik semata, namun juga memberikan perhatian lebih kepada perbaikan struktur kepemimpinan dan dinamika internal HMI Cabang Medan. HMI Cabang Medan saat ini membutuhkan revitalisasi dalam hal organisasi, pembenahan sistem kaderisasi, serta pemberdayaan kader agar mampu kembali berfungsi sebagai garda terdepan dalam mencetak pemimpin-pemimpin masa depan. Jangan biarkan renovasi gedung yang megah menjadi sebuah simbol kosong tanpa adanya aktivitas yang membangun dan memberikan kontribusi nyata bagi mahasiswa dan masyarakat.
Kondisi HMI Cabang Medan yang terpuruk ini memprihatinkan, dan perlu adanya langkah konkret untuk mengembalikan kejayaan serta militansi organisasi ini. Tanpa adanya kepemimpinan yang jelas dan solid, segala fasilitas yang telah direnovasi tidak akan memiliki dampak yang berarti bagi kemajuan organisasi ini. Oleh karena itu, selain renovasi fisik, revitalisasi organisasi dengan kepemimpinan yang tegas dan berkomitmen menjadi kunci untuk menghidupkan kembali HMI Cabang Medan dari tidur panjangnya.
Mati surinya HMI Cabang Medan merupakan sebuah ironi bagi organisasi yang memiliki sejarah panjang dalam mencetak kader-kader pemimpin. Sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis pada perkaderan, intelektualitas, dan keislaman, HMI seharusnya tetap dinamis dan aktif dalam menjawab tantangan zaman. Namun, stagnasi kepemimpinan yang terjadi sejak karatekerisasi oleh PB HMI pada Mei 2024 justru membuat organisasi ini kehilangan gaungnya.
Langkah yang harus dilakukan untuk menghidupkan kembali HMI Cabang Medan dengan segera menetapkan kepemimpinan yang Jelas. PB HMI harus mengambil langkah tegas dengan menetapkan kepemimpinan baru yang kredibel dan solid.
Gedung dan fasilitas baru harus dioptimalkan sebagai pusat kegiatan mahasiswa, bukan sekadar bangunan tanpa aktivitas. Serta meningkatkan peran dalam isu sosial dan mahasiswa
HMI harus kembali aktif dalam advokasi kebijakan pendidikan, hak-hak mahasiswa, dan isu sosial lainnya agar relevan di mata publik.
Mati surinya HMI Cabang Medan bukan hanya soal kepemimpinan yang stagnan, tetapi juga refleksi dari melemahnya semangat kaderisasi dan gerakan mahasiswa secara umum. Tanpa pemulihan segera, organisasi ini akan semakin kehilangan pengaruh dan kadernya. Revitalisasi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga tentang semangat, kepemimpinan, dan konsistensi dalam perjuangan intelektual serta sosial.