Ada pepatah kita yang mengatakan bahwa tidak ada gading yang tak retak. Artinya tidak ada manusia yang tidak memiliki salah dan dosa karena manusia adalah tempatnya salah & lupa.
Khilafnya manusia kerap melakukan dosa karena manusia adalah makhluk Allah SWT yang dianugerahi naluri syahwat (gharizah). Eksistensi naluri syahwat dijadikan sebagai ujian bagi manusia apakah dalam memenuhi dorongan naluri syahwatnya sesuai dengan koridor yang diridhai oleh Allah ta’ala atau malah justru mengingkarinya.
Diluar aqidah Islam ada sebagian manusia ingin mensucikan dirinya dengan berupaya menghilangkan syahwat dari dalam dirinya.
Ada juga sebagian manusia yang lain ingin sebebas-bebasnya (liberalism) menyalurkan syahwatnya tanpa ada batas hingga kehidupannya tidak ubahnya sama seperti binatang.
Dorongan syahwat adalah bagian dari fitrah manusia sehingga tidak dapat dibinasakan & bukan juga untuk dapat dibebaskan sebebas-bebasnya.
Dorongan syahwat itu untuk dikendalikan & dipenuhi dengan benar sesuai dengan koridor hukum syara’ sebab seluruh perbuatan dan ucapan manusia kelak dihari kiamat akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Sejatinya orang-orang yang beriman mampu untuk mengendalikan syahwatnya dijalan yang benar sehingga ia menjadi orang yang beruntung, sedangkan orang yang senantiasa memperturutkan syahwatnya dialah orang yang celaka.
Allah SWT berfirman, “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).”(QS.Al-Furqan:43-44).
Wallahu a’lam