mimbarumum.co.id – Tidak ada hal yang tak mungkin, bahkan ditengah ramainya tarikmenarik pengaruh dalam politik. Seberapa kisruhnya percaturan politik sepanjang perjalanan bangsa ini, H Albiner Sitompul melihat kalau perlu hal yang lebih positif untuk membingkainya, “Berdamai Kita bisa,” ungkapnya dalam sebuah diskusi di Medan Jumat (09/08/2023) malam di Medan.
Masalah ini pada dasarnya sudah ditanamkan sang pencipa kepada setiap makhluknya, terlebih yang dibekali akal, fikiran dan rasa. Selama niat yang diusungnya untuk kepentingan bersama, untuk nusa dan bangsa, kedamaian menjadi cita-cita yang tertanam dalam konstitusi maupun Pancasila sebagai dasar negara sejak awal.
“Berdamai itu bahkan diajarkan pencipta melalaui alam raya. Jika saja kita perhatikan betapa symbiosis mutualisme antara Badak burung Jalak, maka kita akan paham betapa Badak tertolong dengan hinggapnya burung jalak di atas punggungnya, sebab burung Jalak dapat makanan dari kutu Badak tanpa menyakiti dan mereka bisa berdamai sejak dulu tanpa saling merugikan satu sama lain,” tutur Albiner memberikan sebuah contoh.
Contoh berdamai itu bisa dalam bentuk lain, tapi pada akhirnya semua pihak yang pandai membacanya akan sangat paham kalau usaha memperngaruhi masyarakat dalam perjalanan politik pun sangat manusiawi, sehingga tidak ada alasan untuk saling menjatuhkan, apalagi sampai membuat rakyat terpecah demi kepentingan politik masing-masing.
Kenyataannya, dalam perjalanan hidup bermasyarakat, bernegara dan berpolitik, selalu ada cerita yang kurang pas di baliknya, dan untuk itu semua pihak perlu belajar bagaimana menghadapinya dan mencari solusi dari cerita yang ada, terutama untuk membangun hal yang lebih baik, benar dan manusiawi. Apalagi makna sesungguhnya gerakan apa pun dalam politik adalah pembangunan dan itu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan negara. Kalau kekisruhan yang dibangunan, malah bisa membikin rakyat sengsara artinya politik belum membawa kedamaian.
Hal itu padahal kalau dibawakan dalam kehidupan nyata, semua itu pasti ada masa berakhirnya, bahkan bisa menjadi dendam antar rezim. Padahal sebagusnya sekuntum bunga dia tetap akan layu setelah di hinggapi seekor kumbang. “Tapi pada kenyataanya dalam konteks kehidupan sehari-hari, setelah terjadi penyerbukan pada bunga oleh kumbang, pada akhirnya dari setangkai bunga akan muncul putik akan muncul dan menjadi sebentuk buah atau mungkin hanya biji untuk generasi berikut.
Regenerasi seperti itu hanya bisa terjadi saat semua berjalan apa adanya, damai dan alamiah. Apakah itu hanya sekedar ungkapan yang diberikan oleh seorang Albiner? Tentu tidak, tetapi sebuah usaha untuk memberi harapan, tanpa perlu ada cerita yang tersembunyi di balik ajakannya, “Berdamai Kita bisa.”
Jadi menurut Albiner, tidak ada alasan untuk tidak adanya kedamaian dalam proses politik walau sekeras apapun kondisinya. Baik mulai dari membangun sebuah gagasan politik maupun membangun sebuah keluarga, sebab keduanya adalah seni membangun dan bagaimana proses untuk saling mempercayai dengan bingkai yang indah dan dapat menghasilkan rasa nyaman dan damai di segenap pihak.
Reporter : Rizanul Arifin