mimbarumum.co.id – Provinsi Sumatera Utara membutuhkan penguatan literasi dan numerasi. Dari hipotesa sederhana di pesisir pantai timur sepanjang Selat Malaka dan pesisir pantai barat Samudera Indonesia termasuk Pulau Nias, literasi dan numerasi siswa perlu mendapatkan perhatian khusus.
Demikian dikatakan Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sumatera Utara Tajuddin Idris, S.SI, MT saat membuka Festival Literasi & Numerasi BPMP Sumut yang berlangsung dari 3-6 November 2024 di Aula SM Raja Jl Asam Kumbang Medan, Senin (4/11/2024).
Hadir di acara tersebut, Penggiat Literasi dan Numerasi Ir Soekirman, para Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) di lingkungan Dinas Pendidikan Provsu, para guru dan lainnya.
Oleh karena itu ujar Tajuddin, proses pembelajaran di satuan pendidikan tidak bisalagi mengabaikan literasi dan numerasi sebagai dasar berpikir. “Festival Literasi dan Numerasi ini sebagai momentum untuk bersama-sama mewujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua,” ungkapnya.
Kata dia, Dapodik jumlah siswa kategori Anak Tidak Sekolah (ATS) berdasarkan hasil verifikasi wilayah individu peserta didik sebanyak 255.824 siswa. Rinciannya, kategori Drop Out 57.101 siswa. Lulus tidak melanjutkan sekolah 63.728 siswa dan belum pernah bersekolah 134.995 siswa.
Berdasarkan Panduan Literasi dan Numerasi di Sekolah Tahun 2021, Kemendikbudristek RI telah melakukan survey dan mengungkap bahwa 67,11% guru mengalami kendala dalam mengoperasikan perangkat digital.
Sebanyak 88,7% siswa kekurangan fasilitas pendukung seperti laptop, listrik, jaringan internet dan gawai. Dampaknya, siswa tidak konsentrasi dalam belajar 51,1%.
Untuk melakukan penguatan literasi dan numerasi di sekolah, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi berbagai
pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah.
Di sinilah, urgensi BPMP Provinsi Sumatera Utara sebagai kepanjangan tangan Kemendikdasmen serta Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota untuk menjalankan peran pendampingan di satuan pendidikan.
Termasuk juga, seluruh pemangku kepentingan yang beririsan seperti Kemendagri, Kemenag, Kemensos, Kemenkes dan pihak terkait lainnya untuk memperkuat sinergitas yang salah satunya melalui Tim Pendamping Literasi Daerah
(TPLD) sebagai wadah kolaboratif para pemangku kepentingan di daerah.
Keberadaan TPLD sangat strategis dalam penguatan literasi dan numerasi di sekolah. Strategi implementasi di ranah fisik, sosial afektif dan akademik menjadi pintu masuk bagi terciptanya budaya literasi di sekolah. Sekolah akhirnya menjadi simpul kolaborasi yang bertujuan membangun warga sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat.
“Salah satu langkah yang akan dilakukan yakni memperkuat kerja sama dengan perguruan tinggi dengan meminta mahasiswa Kampus Mengajar/Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk membantu melakukan pendataan siswa ATS di desa-desa dan juga membantu mengajar pada satuan pendidikan,” jelas Tajuddin.
Usai pembukaan dilanjutkan Peresmian Perpustakaan BPMP Sumut, kemudian mengadakan Lokakarya Literasi dan Numerasi sesi pertama dengan narasumber Stuart Weston, pakar literasi Prof Dr Sri Minda Murni, Wakil Rektor III UMSU Prof Assoc Dr Rudianto, Kepala Perpustakaan USU Laila Hadri Nasution S.Sos MP, Dr Asrul Daulay MSi dipandu moderator Dr Agus Marwan.
Festival Literasi dan Numerasi juga diisi kegiatan Olimpiade Literasi dan Numerasi, Lomba Pantun Jenjang SMP, Lomba Membaca dan Menulis Puisi Jenjang SMA, Lomba Guru Bercerita se Sumut, Lomba Dongeng Jenjang SD, Lomba Menulis Surat untuk Mendikdasmen. Kegiatan juga dimeriahkan bazar buku, musik, quis dan doorprize sekaligus pengumuman lomba berbagai kegiatan.
Kegiatan diikuti 24 kabupaten/kota Medan, Tebingtinggi, Deliserdang, Pematangsiantar, Padangsidempuan, Tanjungbalai, Asahan, Nisel, Tapteng, Taput, Nias Barat berjumlah 1.230 peserta terdiri dari 301 siswa SD,
327 siswa SMP dan 373 siswa SMA, 77 guru SD, 81 guru SMP dan 71 guru SMA. Pemenang siswa 30 siswa per kategori guru 10 orang.
Reporter : M Nasir
