mimbarumum.co.id – Sebuah pendekatan baru dalam dunia pendidikan anak-anak hadir di Medan melalui event “S-26 Exceptional League”.
Kegiatan itu memungkinkan anak-anak mendapatkan sebuah pengalaman belajar imersif yang memadukan eksplorasi, teknologi, dan stimulasi kecerdasan otak anak.
Acara tersebut menjadi yang pertama di Indonesia dengan konsep kota futuristik yang dirancang khusus untuk Generasi Alpha dan Beta.
Event yang <span;>berlangsung di Main Atrium Sun Plaza pada 25–27 April 2025 itu <span;>menghadirkan berbagai aktivitas interaktif yang dirancang untuk menstimulasi lima aspek penting dalam perkembangan otak anak, yaitu fokus, daya ingat, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah, dan bahasa.
“Generasi masa depan membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan akademis. Mereka perlu dilengkapi dengan rasa ingin tahu, kreativitas, dan daya juang,” kata Vera Niki Gozali selaku Marketing Manager Wyeth Nutrition S-26 dalam siaran persnya, Jum’at (2/5/25).
Konsep pendidikan berbasis eksplorasi ini, paparnya lagi sejalan dengan tantangan zaman yang dihadapi oleh anak-anak yang lahir dan tumbuh dalam era digital dan globalisasi.
Generasi Alpha dan Beta dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis serta kemampuan beradaptasi yang kuat sejak usia dini.
Salah satu daya tarik utama dalam acara ini adalah penggunaan teknologi Brain Visualizer berbasis EEG (electroencephalogram), yang memungkinkan orang tua melihat bagaimana otak anak merespons berbagai aktivitas secara real-time.
Teknologi ini dikembangkan oleh tim ahli neurokognitif dari Inggris dan menjadi sorotan karena pendekatannya yang ilmiah sekaligus dapat diakses oleh masyarakat luas dalam format event publik.
Pada bagian lain keterangannya, Vera menguraikan tujuan kegiatan tersebut yakni untuk memperkenalkan konsep lifelong learning sejak dini serta memperkuat peran keluarga, terutama ibu, dalam proses perkembangan anak
Menjadi Inovasi Baru
Event serupa yang direncanakan juga akan hadir di tiga kota besar lainnya di Indonesia itu diharapkan menjadi inspirasi baru dalam pola belajar anak.
“Sekaligus membuka ruang diskusi tentang pentingnya sinergi antara stimulasi, gizi, dan peran keluarga dalam membentuk generasi yang siap menghadapi masa depan,” ucapnya.
Reporter : Ngatirin/rel