mimbarumum.co.id – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon meminta maaf terkait pernyataannya yang menyebut TNI seperti gerombolan.
Permintaan maaf itu disampaikan bersama Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Effendi menyinggung TNI seperti gerombolan hingga menuai kecaman dari prajurit. Pernyataannya itu dilontarkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kementerian Pertahanan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Saat itu, petinggi TNI dari Panglima hingga seluruh kepala staf angkatan hadir, kecuali KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Ketidakhadiran Dudung inilah kemudian menyulut Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.
Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.
Berikut permintaan maaf lengkap dari Effendi Simbolon:
Saya ingin sampaikan sehubungan dengan di RDP (Rapat Dengar Pendapat) atau Raker Komisi I DPR dengan Kementerian Pertahanan, Panglima, dan para staf. Pokok bahasan di Raker anggaran RKAL 2023 dan isu aktual. Dalam rapat itu kemudian oleh pimpinan disampaikan topik bahasan sesuai undangan.
Di situ kemudian saya paham ada beberapa poin saya ingin dapat penjelasan dari Menhan, Panglima, Kepala Staf. Memang karena masih pagu indikatif enggak banyak bahasan. Nah, kemudian masuk ke isu aktual. Di situ saya ingin tanya kepada Panglima Andika dan KSAD Dudung, seyogyanya ada Menhan untuk tanyakan info yang kami terima, sehubungan hal-hal disharmoni, menyangkut keberadaan TNI keseluruhan dan AD.
Tapi memang Pak KSAD tidak hadir. Oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi. Poin saya bukan soal hadirnya tapi lebih elok hadir untuk dapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapat penjelasan. Di situ kemudian ada masalah kepatuhan, kehormatan TNI yang kami tahu kepatuhan.
Di situ saya sadar itu tidak nyaman, tidak elok, dan beberapa pihak mungkin tersinggung atas kata-kata dari saya soal gerombolan dan ormas. Yang sejatinya saya enggak pernah stigma kan gerombolan, tapi kalau enggak ada harmoni itu seperti gerombolan atau ormas. Kalau lihat rekaman utuh itu poin saya.
Dari lubuk hati terdalam saya mohon maaf atas perkataan saya yang menyinggung dan menyakiti prajurit siapapun dia perwira, tamtama, dan para pihak yang tidak nyaman atas perkataan yang dinilai lain. Saya mohon maaf. Saya tujukan pada seluruh prajurit bertugas atau purna dan para pihak yang tidak nyaman dan kepada Panglima saya mohon maaf, KSAD, KSAL, KSAU yang mungkin merasa kurang nyaman saya mohon maaf.
Saya ingin menegakkan mencintai TNI dengan tupoksi saya. Tidak kurangi hormat kita ke hal-hal kurang pas. Demikian.
Sumber : cnnindonesia.com