mimbarumum.co.id – Siapa sangka, Prabowo Subianto, Capres RI 02 sekaligus Ketum Partai Gerindra, ternyata memiliki gelar Rangkuti, yaitu marga dari suku Mandailing, pada dirinya. Marga ini diturunkan oleh sang Ayah, Prof Sumitro Djojohadikusumo. Informasi ini diperoleh pada saat Wakil Ketua DPRD Sumut dari Faksi Gerindra, H Harun Mustafa Nasution menggali tempat tinggal Sumitro Djojohadikusumo di Kabupaten Mandailing Natal.
Harun mendatangi rumah milik mantan Rektor Universitas Islam Sumatera Utara Prof Yusuf Rangkuti, yang pernah menjadi tempat tinggal Sumitro Djojohadikusumo di Desa Ranto Natas, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara pada Jumat (5/1/2023). Bahkan, Harun menemukan di dalam buku harian peninggalan Prof Yusuf Rangkuti, sahabat dekat Sumitro, tertulis sejarah yang ia pernah pelajari di Hambalang.
“Pak Sumitro pernah tinggal di sini. Ini ada beberapa buku tulisan dari bapak Yusuf tentang sejarah seperti apa pertemanan antara Pak Sumitro (dan) Pak Yusuf Rangkuti,” ucap Harun.
Dalam buku itu juga Harun menemukan tulisan mengenai sosok Jenderal Abdul Haris Nasution, yang menunjukkan adanya hubungan yang erat antara mereka.
“Dan ada juga di buku ini cerita tentang Jenderal Nasution. Jadi ada hubungan yang erat di antara orang-orang ini,” lanjutnya.
Harun juga berkata bahwa rumah Prof Yusuf adalah tempat di mana Prof Sumitro mendapatkan gelar Rangkuti-nya.
“Dan inilah rumah yang pernah ditinggali oleh Pak Sumitro. Dan di sini jugalah (Sumitro) diberikan gelar, jadi mempunyai marga Rangkuti. Jadi sebetulnya bolehlah kita bilang Pak Sumitro itu Rangkuti. Otomatis Pak Prabowo juga Rangkuti. Berarti Pak Prabowo ini orang Mandiling juga,” simpulnya.
Selain dari catatan Prof Yusuf, ada beberapa bukti lainnya yang menunjukkan bahwa Prof Dr Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo Subianto pernah tinggal di salah satu pelosok di Mandailing Natal, yaitu berupa foto tempo dulu Sumitro dengan Yusuf Rangkuti yang hingga saat ini masih tersimpan rapi oleh Putri Yusuf Rangkuti. Bahkan sejarah di dalam diary yang sudah mulai kusam itu banyak tertulis mengenai para tokoh nasional lainnya. Ternyata, pada masa itu Sumitro Djojohadikusumo sangat dekat dengan Prof Yusuf Rangkuti selaku Rektor Universitas Islam Sumatera Utara di tahun 70-an.
Tidak sampai di situ, Nuri Ni Inanta Rangkuti selaku putri Prof Yusuf Rangkuti mengatakan pernah langsung bertemu dengan Prof Sumitro. Saat itu Sumitro membawa keluarganya ke rumah kediaman Yusuf Rangkuti di kota Medan. Pada masa itu Nuri Rangkuti masih berusia belasan tahun, bahkan ia menyebutkan Prabowo Subianto masih terlihat berusia sangat muda.
“Pak Prabowo itu masih anak lajang (remaja), masih remaja dia di sana,” Ucap Nuri.
Tampaknya ikatan yang pernah terjalin oleh sang ayah terhadap Sumitro ikut mengakar kuat ke sang anak. Sebab, sang anak, Nuri, saat ini mencalonkan diri sebagai caleg DPRD Kab Madina Dapil I dari Fraksi Gerindra.
“Sekarang Nuri jadi caleg dari Gerindra,” ucap Harun.
Bukan hanya gelar Rangkuti saja, bahkan Sumitro Djojohadikusumo yang pernah tinggal selama kurang lebih 5 tahun di Desa Ranto Natas, Kecamatan Panyabungan Timur itu juga mendapat nama adat Sutan Barani Rangkuti. Nama dan gelar adat ini dia peroleh dari Raja Martenggang, saudara kandung Prof Yusuf Rangkuti, sebelum dirinya kembali ke Jakarta.
Dengan semua bukti kuat mengenai “kemandailingan” Prof Sumitro, Harun pun berharap agar Pak Prabowo datang ke Madina untuk mengunjungi tempat ayahnya pernah tinggal sesaat.
“Mudah-mudahan (Prabowo) menang. Tapi jangankan (tunggu) menang, sekarang (jika) memang Pak Prabowo ada kesempatan, harapan kita semua orang Mandailing, (beliau) datang kemari,” harapnya.
Harun Mustafa Nasution juga berharap jika dirinya bertemu dengan Prabowo Subianto, dirinya akan membawa Capres nomor urut 02 itu ke Desa Ranto Natas.
Prof Sumitro Djojohadikusumo adalah seorang ekonom dan politikus Indonesia. Sebagai salah satu ekonom Indonesia paling terkemuka selama masanya, Sumitro pernah menjabat sebagai Menteri perdagangan dan industri, Menteri Keuangan, dan menteri riset baik selama era Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto.
Reporter: Jafar SidikÂ