mimbarumum.co.id – Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan periode 2019-2023, dr Muhammad Yusuf SpS siap untuk tidak dibayar dan digaji untuk memimpin Perdossi ke arah positif.
“Saya siap bekerja ikhlas demi membawa Perdossi lebih baik lagi,” ungkapnya usai pelantikan di Le Polonia, Minggu (1/3/2020).
Kata dia, jabatan yang dipegang adalah amanah berat yang harus diemban selama 4 tahun ke depan. Di mana, dirinya harus selalu amanah untuk memenuhi kebutuhan anggota. Seperti kegiatan ilmiah, administrasi keanggotaan dan amanah untuk mengelola keuangan dengan baik.
“Juga amanah menjadikan Perdossi Cabang Medan diperhitungkan di daerah maupun secara nasional,” terangnya.
Baca Juga : Kapolda Prihatin, Kondisi Aiptu Martin Belum Sadarkan Diri
Yusuf juga mengaku telah mempersiapkan program kerja, meningkatkan peran serta semua anggota dalam kegiatan-kegiatan ilmiah maupun kegiatan kemasyarakatan. “Juga akan memfokuskan kegiatan-kegiatan lain. April nanti, telah dipersiapkan seminar di daerah dan juga pengabdian masyarakat,” kata dia.
Dalam mengelola administrasi yang baik, lanjut dia, Perdossi akan memanfaatkan teknologi dan memiliki satu sekretariat. “Kita manfaatkan tenaga administrasi untuk bisa menjalankan dan memanfaatkan teknologi yang saat ini harus kita kerjakan,” terangnya.
Mengupdate keanggotaan, dirinya akan menggunakan sistema secara online dan meningkatkan silaturahmi antar anggota dengan kegiatan yang bersifat kekeluargaan.
Sementara, Ketua IDI Sumut, dr Edy Ardiansyah berharap, Perdossi dapat menjadi suatu organisasi pengurus yang bertanggung jawab untuk kelangsungan anggota profesi itu sendiri.
Kata dia, ada tiga muatan pilar yang ada di kita bahwa salah satu negara memiliki kedaulatan dan nilai-nilai profesinya. Kalau seandainya anggota tidak dijamin tentang keprofesionalannya, apa artinya organisasi.
“Maka kami berpikir bahwa hari ini muatan-muatan profesional harus dikuatkan oleh pengurus ke depan,” pintanya.
Ketua Umum PP Perdossi, Dr dr Dodik, mengatakan seorang dokter harus bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Dodik juga menyampaikan, pengurus pusat saat ini fokus mengenai stroke. Sebab, penyakit ini sejak tahun 2017 sampai saat ini masih menjadi nomor 1 kematian terbesar di Indonesia.
Penulis : Siti
Editor : Dody Ferdy