mimbarumum.co.id – Pandemi Covid-19 berdampak besar keberbagai dimensi kehidupan rakyat Indonesia. Bukan hanya dalam aspek kesehatan namun juga masuk ke sendi kehidupan pendidikan dan lembaga keagamaan.
Seperti yang dialami oleh 30 anak yatim dan dhuafa Panti Darul Aytam Waddhu’afa Tahfidzul Qur’an Al-Umm Smart Center yang merupakan dibawah naungan Yayasan Halimatussa’diah Amaliah di Jalan Beringin Pasar V Gang Mentimun 16, Desa Tembung Kecamatan Percut Seituan.
Sejak covid-19 mewabah, 30 anak yatim dan dhuafa ini tak lagi mendapat biaya dari para donatur.
“Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun panti asuhan ini Alhamdulillah kami bisa mengelola pendidikannya, sandang pangannya. Namun karena musibah Covid-19 ini kami mengalami kendala dalam pembiayaan yatim dan dhuafa ini,” ungkap Ketua Yayasan Halimatussa’diah Amaliah, Muhammad Alwi Batubara, S.Ag kemarin.
Baca Juga : Warga Antusias Rapid Test Gratis di RS USU
“Selama ini dana 45 juta itu kita peroleh dari para donatur dan juga para dermawan yang sifatnya tidak mengikat. Setelah Covid-19 ini banyak donatur itu tidak bisa lagi untuk menyalurkan bantuannya, disinilah kesulitan kami saat ini sementara anak-anak ini begitu bersemangat didalam belajar dan menghafal Al-Qur’an,” sebutnya.
“Kita sedang pikirkan bagaimana mereka akan masuk ke perguruan tinggi sementara donatur kita tidak lagi menyalurkan bantuan mereka. Disinilah kami harapkan bantuan dari para donatur,” paparnya.
Akibat covid-19, selain berdampak kepada pendidikan yatim dan dhuafa, dampak lainnya yakni terkendalanya pembangunan gedung sekolah. Padahal, gedung sekolah Tahfiz ini nantinya agar dapat menampung santri-santri yatim dan dhuafa untuk melanjutkan pendidikan.
Sementara itu, tinjauan ke panti asuhan, para santri dan santriwati yatim dan dhuafa itu masih melangsungkan aktivitas seperti biasanya sebelum covid-19 mewabah. Mereka terus menghafal Al-Qur’an, dan melakukan aktifitas sedia kalanya di asrama.
Reporter : Budi Lubis
Editor : Redaksi