mimbarumum.co.id – China diklaim berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 tanpa menggunakan vaksin. Keberhasilan ini tak menghentikan usaha pemerintah China untuk terus menciptakan vaksin Covid-19.
Ahli biologi molekuler dan pandemi mengatakan China bisa meredakan pandemi Covid-19 karena secara ketat melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) serta 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
“China terapkan 3T dan 3M secara ketat, karena China paham sains biologi dari Covid-19 ini. Kontak dan telusuri itu wajib karena kita tidak bisa berpatokan pada gejala,” kata Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo saat dihubungi CNNIndonesia.com, belum lama ini.
Ahmad mengatakan dari sisi testing, Indonesia sudah mulai bagus. Akan tetapi, ia mengatakan Indonesia perlu meningkatkan tracing atau penelusuran kontak. Ahmad menyarankan 30 pelacakan kontak untuk setiap 1 pasien Covid-19
Tetap Produksi Vaksin
Meski telah mampu mengendalikan Covid-19 tanpa vaksin, namun China masih tetap meneruskan langkahnya untuk menciptakan vaksin mematikan itu.
Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan China terus berupaya menghasilkan vaksin Covid-19 untuk menyebarkan pengaruhnya di seluruh dunia.
“Tiongkok mungkin ingin meningkatkan pengaruhnya terhadap beberapa kawasan dalam aspek ekonomi maupun politik, yang diharapkan dapat diperoleh pula dengan vaksin,” kata Wien.
Saat ini Indonesia bahkan menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan tiga perusahaan asal China untuk memproduksi vaksin dalam negeri, ketiga perusahaan itu adalah Sinovac Biotech, Sinopharm, dan CanSino.
Dihubungi terpisah, Ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo mengatakan bentuk China terus mengupayakan penemuan vaksin Covid-19 meski dinilai berhasil mengendalikan pandemi adalah agar pandemi bisa berakhir di seluruh dunia.
Sebab meski mampu mengendalikan, China masih belum aman dari pandemi Covid-19 apabila negara-negara lain masih belum mampu mengendalikan pandemi Covid-19.
“Terlepas dari motivasi dibalik jualan, saya pikir semua dunia harus bebas Covid-19. Jadi percuma kalau hanya China saja yang relatif bebas sementara tetangganya banyak bermasalah,” ujar Ahmad.
Sinovac dan Sinopharm mengembangkan vaksin inaktivasi, sementara CanSino mengembangkan vaksin dari virus yang dilemahkan. Ahmad mengatakan pengembangan virus inaktivasi ini memerlukan akses ke isolat virus.
“Dan harus punya sistem kendali mutu yang ketat supaya proses inaktivasi virus dijalankan dengan baik. Tapi apapun platform nya tidak bisa buru-buru terutama sisi keamanan dan efektivitas dan itu perlu waktu, kata Ahmad. (cnni)
Editor : Masrin