mimbarumum.co.id – Sanggar Kreasi Anak (SKA) Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) melaunching film pendek dokumenter “Luka Tiara” dan Pameran Foto pada Selasa (12/7/22) di Sanggar Kreativitas Anak PKPA, Jalan TB Simatupang, Kota Medan yang diproduksi oleh Forum Anak Kelurahan (Lalang, Kwala Bekala, Sei Agul).
Film pendek yang mengangkat tema kekerasan orang tua terhadap anak tersebut menceritakan tentang Tiara, yang selalu dimarahi oleh ibunya karena sering telat pulang ke rumah dan mengenai masalah di rumah tangga.
Produksi film tersebut dilakukan selama 2 minggu untuk proses syuting di Kota Medan dan memakan waktu kurang lebih 1 bulan untuk proses pengeditan.
Namun, adegan atau scene kekerasan di film tersebut tidak ditunjukkan karena PKPA sangat sensitif terhadap kekerasan terhadap anak.
Selain itu, kalau adegan kekerasan terlalu diberikan di film tersebut, nantinya itu akan menjadi contoh bagi pelaku kekerasan, sehingga hanya ditampakkan bekas kekerasannya saja (lebam dan suara pecahan gelas).
Apalagi di dalam film atau sejenisnya mengenai tema seperti itu, tidak boleh mempunyai adegan kekerasan maupun itu rekayasa yang boleh hanya sebatas kata-kata saja.
Mengenai kekerasan terhadap anak, PKPA sendiri tidak bisa menggaungkan sendiri perihal itu, perlu kolaborasi dengan masyarakat, kepala lingkungan, dan dinas-dinas terkait.
Masalah Keluarga
Lia, selaku pendamping dan pengurus Sanggar Kreativitas Anak mengatakan ke awak media, kekerasan tersebut terjadi karena adanya masalah di keluarga.
“Salah satu persoalannya ada di pengasuhan. Saat ini para orang tua sudah sehat dalam arti tidak ada kekerasan fisik atau verbal. Setelah kita telusuri masih terjadi dan dianggap lumrah, dengan berdalih dengan dulu mereka juga diasuh seperti itu,” ucapnya.
Ia menginginkan kekerasan tidak ada toleransi mau itu tentang mendisiplinkan anak di rumah atau di sekolah.
“Masih banyak cara-cara mendidik anak yang lebih sehat. Tidak harus menampar, mencubit, atau segala bentuk caci maki,” katanya.
Ia menekankan, hal tersebut tidak bisa dilakukan lewat sosialisasi saja, harus lebih masif. Jadi semua pihak harus terlibat khususnya pemerintah.
“Masyarakat juga punya tanggung jawab untuk menekan angka kekerasan jadi zero. Ini menjadi PR panjang, tapi akan tetap kita lakukan hingga terealisasi,” ungkapnya.
Film pendek tersebut diperankan oleh 10 orang anak, dengan karakter utama bernama Tiara yang diperankan oleh Rahma Dina Lubis. Dan dalam waktu dekat ini, SKA akan ke sekolah-sekolah khususnya di Kota Medan untuk nonton bareng film pendek tersebut.
Sebelum film pendek “Luka Tiara” dibuat, para tim yang memproduksi film tersebut terlebih dahulu memilah tema dan cerita yang nantinya akan dipilih, dimana cerita-cerita itu lahir dari curhatan-curhatan anak dan berdasarkan kisah nyata.
Selain film, SKA juga menampilkan pameran foto tentang pemenuhan hak-hak anak yang semestinya ia dapatkan selama menjadi seorang anak.
Reporter: Zaim Dzaky