mimbarumum.co.id – Dunia kebudayaan Kabupaten Langkat berduka. Sang Maestro, Zainal AKA, Sabtu (17/12/2022) sore, sekitar pukul 18.10 WIB, menghembuskan napas terakhir di rumah duka, Pangkalan Berandan, Langkat.
“Babah Zainal AKA sudah dipanggil Allah SWT pada hari Sabtu 17 Desember sebelum Magrib,” sebut Yans Pangeran, putra almarhum via Whatsapp, kepada Mimbar, Selasa (20/12/2022).
Menurutnya, almarhum Ayahandanya Sabtu pagi masih mengisi ceramah. Namun sore hari menghembuskan napas trakhir akibat serangan jantung. “Mohon maaf kami jika selama ini ada salah kata yang terucap dari almarhum,” ucapnya.
Penyair berdarah Melayu Langkat menggunakan nama pena Zainal AKA, sesungguhnya nama lengkapnya adalah Drs. H. Zainal Arifin AKA, M.Si., M.Pd, lahir di Tanjungpura, Langkat, 16 Juli 1957, anak kedua dari 6 bersaudara. Ayahandanya adalah seorang pejuang kemerdekaan, seorang ulama, dan juga dosen.
Sebagai seorang putra pejuang, almarhum pernah aktif di kepengurusan Organisasi Pemuda Panca Marga dan pernah menjabat Ketua I DHC Angkatan 45 Langkat. Almarhum yang terlahir dari pasangan alm. H. Abdul Kadir Ahmady dan almh. Hj. Nurbainah mengawali karier seninya sejak duduk di bangku SMA di Tanjungpura sekitar tahun 1973, terutama di dunia teater dan sastra.
Ketika menjadi mahasiswa di Akademi Komunikasi Massa, dia bergabung di Teater Nuansa Medan pimpinan Barani Nasution. Pada tahun 1979 setelah meraih gelar Sarjana Muda, dia diangkat sebagai Pegawai Departemen Penerangan ketika itu dengan jabatan Juru Penerang Tanjungpura. Berrsamaan itu, ia mendirikan Teater Garis Lurus (TEGAL) Langkat pada 11 Maret 1979 yang tetap eksis hingga saat ini.
Prestasi di bidang seni dan budaya sesungguhnya tidak banyak. Pernah meraih juara I lomba baca Puisi Tk Sumatra Utara beberapa kali,meraih juara I lomba penulisan Puisi Tk Provinsi. Juara I Lomba penulisan Naskah Drama Tk Prov.Sumut dan Juara II Tk Nasional tahun 1980. Kemudian Sutradara terbaik I Tk Sumut pada Festival Drama Tk Prov.Sumut bersama Teater Garis Lurus asuhannya dan pada tahun yang sama Sutradara terbaik III Tk.Nasional di Jakarta setelah WS.RENDRA dan AMI PRIONO tahun 1981.
Almarhum Zainal telah menghasilkan beberapa tulisan, di antaranya 20 judul buku budaya dan sejarah, 26 buku kumpulan puisi tunggal, selain beberapa judul kumpulan puisi bersama penyair dunia yang diterbitkan oleh Malaysia.
Lalu, 8 judul karya novel, 82 naskah drama pentas, 12 judul skenario sinetron serial beberapa judul telah ditayangkan di TVRI Jakarta dan TV Swasta Jakarta. Kemudian, 5 judul skenario film layar lebar. Almarhum telah didaftarkan ke UNESCO bersama Shafwan Hadi Umry sebagai penyair dunia oleh Malaysia.
Di dalam pertemuan penyair dunia di Abu Dhabi, Emirat Arab, almarhum diundang untuk hadir di sana, namun tidak dapat dihadirinya karena sesuatu dan lain hal. Almarhum Zainal acap kali dijemput oleh Malaysia menjadi narasumber pada pertemuan dan seminar budaya, sejarah, dan sastra, di samping kumpulan teaternya dalam bentuk persembahan Drama dan Tari selalu diundang ke Malaysia.
Almarhum Zainal yang juga pernah mendapat penghargaan sebagai Budayawan berprestasi dari Dinas Kebudayaan Provinsi dan Menteri Pariwisata dan Kebudayan sejak pensiun mengisi waktunya dengan mengajar sebagai dosen dan mengasuh di sanggar binaannya di Pangkalanberandan.
Ketika menjadi Pegawai Penerangan pada 1993 almarhum terpilih sebagai Juru Penerang Teladan Nasional dan ikut menghadiri Upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Negara dan tahun 1994 ditugaskan oleh Menteri Penerangan Harmoko untuk melakukan studi banding ke beberapa negara Asia Tenggara.
Setelah Departemen Penerangan dibubarkan, dia pun dimutasikan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Langkat hingga Pensiun. Almarhum pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Langkat selama 10 tahun 2 priode dan pengurus Dewan Kesenian Sumut (DKSU) yang dipimpin oleh Shafwan Hadi Umry.
Reporter : Suyadi San
