Oleh Dr A Rasyid, MA
Tiba-tiba Menteri Agama RI Fachrul Razi mengeluarkan statemen terkait bahasa Mandarin sebagai persyaratan bagi kelulusan pelajar Madrasah Aliyah. Apakah ada kaitan kebijakan ini dengan masalah Natuna yang diklaim China sebagai wilayah lautnya. Entahlah, yang jelas bahasa memang penting. Karena Nabi juga mengajarkan, menguasai bahasa suatu bangsa, maka akan selamat dari tipu daya mereka.
Dalam kontek ilmu pengetahuan, tentu saja menguasai bahasa akan menambah referensi pengetahuan, terutama bahasa-bahasa yang memiliki peradaban tinggi seperti bahasa Arab, Inggris, dan boleh jadi juga bahasa Mandarin. Sebab, China memiliki pengetahuan mengobatan yang cukup tinggi.
Masalahnya sekarang adalah, jika pelajar Madrarah Aliyah diwajibkan lulus setelah mengusai bahasa Mandarin, tentu juga cukup merepotkan terutama dalam penyediaan guru Bahasa China, kecuali pihak sekolah sanggup menyediakan honor yang memadai. Kemudian, fakta selama ini, pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris di tingkat Madrasah Aliyah juga tidak tuntas. Artinya hampir keseluruhan lulusan Madrasah Aliyah tidak mahir berbahasa Arab dan Inggris.
Memasukkan bahasa Mandarin di tingkat Madrasah Aliyah berarti menambah beban baru bagi siswa. Karenanya perlu pemikiran dan kajian mendalam guna menerapkan mata pelajaran bahasa Mandarin bagi pelajar Madrasah Aliyah, jika tidak hal tersebut nanti akan menjadi sia-sia alias mubazir.