mimbarumum.co.id – Menyikapi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Kabupaten/ Kota dalam beberapa hari terakhir ini, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memanggil pihak PT Pertamina ke rumah Dinas Dinas Gubernur di Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Kamis ( 21/10/2021 ).
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta kepada General Manager PT Pertamina agar kelangkaan BBM di beberapa kabupaten / kota tidak terjadi lagi, dan segera dilakukan langkah-langkah antisipasi.
“Pertamina sudah berjanji tidak akan terjadi lagi (kelangkaan),” ujar Edy Rahmayadi usai pertemuan dengan Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara Asep Wicaksono dan jajarannya.
Menurut Edy Rahmayadi, BBM adalah salah satu unsur yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Apalagi saat ini masih dalam masa pemulihan ekonomi. masyarakat perlu beraktivitas, khususnya di sektor ekonomi dan hampir setiap kegiatan ekonomi memerlukan BBM.
“BBM ini kan penting. Jangan langka lagi dia. Hampir setiap kegiatan orang memerlukan BBM, karena itu dia vital,” sebut Edy Rahmayadi.
Sementara, Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara Asep Wicaksono mengatakan, pihaknya telah mengamankan stok BBM di Provinsi Sumatera Utara. Ia juga berjanji akan menyediakan stok BBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sumut.
“Penambahan stok sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara ( Sumut ) akan segera kami penuhi,” ucap Asep Wicaksono selaku Eksekutif General Manager PT Pertamina Petra Niaga Sumatera Bagian Utara.
Dijelaskannya, antrean di berbagai SPBU di Sumut terjadi lantaran beberapa hal. Misalnya untuk solar, ada kuota terbatas di Sumut. Kini Pertamina telah menambah kuota untuk stok tersebut sejak minggu lalu.
“Kami lihat di lapangan sudah terlihat cair (antrian),” kata Asep.
Selain itu, ada permasalahan lain, seperti kurangnya stok yang diproduksi, sehingga akhirnya Pertamina mengimpor produk tersebut. Lantaran mengimpor, mekanisme memerlukan waktu lama.
“Impor itu tidak seperti beli barang biasa. Ada mekanisme. Kebetulan di tempat belinya ada antrean luar biasa. Kami juga sudah mempelajari hal itu agar tidak terjadi lagi,” tandas Asep.
Reporter : R/ Masrin
Editor : Jafar Sidik