mimbarumum.co.id – Dr H Asren Nasution MA, tokoh yang sudah malang melintang di berbagai posisi di TNI maupun pemerintahan, mengaku selalu siap dan berdiri tegak percaya diri diberi amanah menjadi “komandan” termasuk diperintah memimpin organisasi perangkat daerah (OPD).
Namun untuk menjadi kepala sekolah, apalagi setingkat SMA, SMK atau SLB, Kepala Dinas Pendidikan Sumut ini jujur mengatakan belum tentu mampu mengembannya secara mumpuni.
“Jadi ‘komandan’, kepala dinas atau pimpinan OPD lainnya saya berani menyatakan siap penuh. Namun menjadi kepala sekolah belum tentu mampu,” ujar Asren yang tercatat pernah memimpin sejumlah bidang atau instansi ini.
Pernyataan jujur mantan Kapendam I/BB dan juga mantan Kadis Kominfo Pemprov Sumut kepada wartawan, Senin (14/8) ini menggambarkan sesungguhnya peran, fungsi dan tugas kepala sekolah itu amat berat dan mulia. Tidak sembarang orang mungkin mampu mumpuni.
Itulah sebabnya kata Asren bahwa Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi komit dan berpesan agar proses pengangkatan kepala sekolah di Sumut harus bersungguh-sungguh berkualitas dan berkompeten.
“Jadi kepala sekolah itu tidak sama dengan menjadi kepala dinas atau komandan. Di sini bukan sekedar kemampuan memimpin, melainkan lebih dari itu, perlu seni tersendiri. Kepsek harus kenal watak orang per orang dari siswa, harus memikirkan bagaimana seorang anak yang masuk ke sekolahnya bisa lulus tiga tahun ke depan, harus memikirkan peserta didik bisa menjadi sumberdaya bangsa berkualitas,” jelasnya.
Kadis yang juga pernah menjadi guru di Univa ini mengemukakan Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar.
“Kita bersyukur saat ini masih banyak guru yang beminat menjadi kepala sekolah. Padahal paradigma kepala sekolah saat ini cukup berat dan dituntut untuk menguasai dasar-dasar manejerial yang mumpuni, karena ia bertanggung jawab untuk mengelola, mengatur dan memberdayakan seluruh sumber daya sekolah. Setiap saat dituntut untuk melakukan progres pendidikan dan kurva perkembangan dari semua sektor,” jelasnya.
Kepala sekolah lanjutnya harus serius mengerahkan segala kemampuan terbaiknya untuk menghantarkan institusi sekolah menjadi lebih bermartabat dan berwibawa di tengah persaingan pendidikan yang kian mengglobal.
Maka banyak hal yang harus disentuh oleh tangan dingin kepala sekolah, mulai pengelolaan keuangan, administrasi, pengembangan sarana, prestasi akademik dan non akademik, pengembangan perpustakaan, laboratorium IPA dan computer, memberdayakan teknisi, tenaga kebersihan dan keamanaan.
“Dan kepala sekolah harus bersunggu-sungguh memuliakan para guru dan pegawai, utamanya mereka yang masih berstatus honorer,” ujarnya.
Itulah sebabnya kata Asren dalam memperkuat kompetensi guru tidak tetap (GTT) atau guru honor di Sumut peran Kepsek sangat menentukan sejalan dengan tuntutan peningkatan kualitas peserta didik. Muaranya untuk penguatan sumberdaya bangsa ke depan.
Asren menjelaskan momentum penguatan ini dilakukan pas memasuki tahun ajaran baru 2023/2024 sekarang ini sehingga mulai tahun ajaran ini ke depan semua guru honor memang berkompeten, linear memiliki keseimbangan jam pelajaran (JP) dengan guru tetap atau ASN.
Untuk itu lanjutnya mohon izin momentum tahun ajaran ini dimulai dengan verifikasi guru honor sebelum diterbitkan surat penugasan mereka selaku GTT.
Verifikasi dilakukan oleh kepala sekolah yang diketahui oleh Kacabdis untuk ditelaah Dinas Pendidikan Sumut. Terhadap hal-hal tertentu akan dilakukan verfikasi faktual oleh Kabid dari propinsi. Jadi yang paling utama dalam verifikasi ini adalah peran kepala sekolah
Reporter : Zulfikar Tanjung