Dalam beberapa hari ini tidak kedengaran lagi berita lanjutan dari kasus ribuan bangkai babi dibuang ke sungai. Padahal berita tersebut sebelumnya cukup menghebohkan pembaca. Bahkan pedagang ikan mengalami kerugian besar karena banyak warga berhenti mengkonsumsi daging ikan. Penyebabnya karena jijik, najis, dan kawatir ikan juga ikut terkena virus.
Banyak juga warga bertanya-tanya, apa perkembangan lanjutan dari berita kasus teror bangkai babi itu. Apakah sejumlah pemiliki babi sudah tertangkap, diadili atau hanya dibiarkan begitu saja berkeliaran? Apakah masyarakat sudah mulai bergairah memakan daging ikan, apakah pedagang ikan sudah tidak lagi merasa sepi pembeli?
Baca Juga :
Islamphobia
Sertifikasi Da’i
Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas meminta jawaban terhadap aparat penegak hukum di daerah ini. Dan pertanyaan itu juga meminta jawaban terhadap jurnalis yang seharusnya juga punya tanggung jawan sosialnya, dan juga tanggung jawab terhadap berita awal yang pernah dilontarkannya.
Media massa baik surat kabar, elektronik, dan media online seharusnya juga dapat bekerja tuntas, tidak gantung sehingga menimbulkan tanya di hati pembaca. Media massa harus punya tanggung jawab sosial. Peran dan tanggung jawab sosial media massa adalah kian dibutuhkan. Media harus menyajikan pemberitaan yang benar, komprehensif dan cerdas. Media dituntut untuk selalu akurat, dan tidak berbohong. (Vol3/MUonline)
Oleh Dr A Rasyid, MA