mimbarumum.co.id – POCO, sebuah brand smartphone terkemuka mengaku lebih fokus pada kemampuan menghadirkan teknologi dengan performa handal untuk menguasai pasar smartphone di dunia.
“Lebih fokus pada performa karena memang semua orang berhak untuk mendapatkan teknologi yang handal,” kata Andi Renreng selaku Kepala Marketing POCO Indonesia, Jum’at (19/11/21) di Medan.
Dia juga mengklaim produk telepon pintar yang mereka produksi memiliki performa yang ekstrim namun dengan harga yang juga ekstrim murah.
Andi membandingkan harga satu unit android POCO dibandingkan dengan merek lain dengan spesifikasi yang sama. Menurut dia, harga smartphone yang masih “bersaudara” dengan merk Xiaomi itu jauh lebih murah dibanding kompetitornya.
Terkait harga yang murah, namun tetap memiliki performa yang handal, menurut Andi hal itu bisa mereka lakukan karena pihak perusahaan mengambil kebijakan memangkas biaya marketing.
“Kenapa bisa harga murah tetapi kualitas bagus, ya karena POCO tidak membebankan biaya marketing kepada konsumennya,” ucapnya.
Dia juga menyebut, biaya marketing biasanya sangat mahal. Sementara kebanyakan perusahaan selalu membebankan biaya tersebut kepada konsumen dengan cara memasukkannya sebagai salah satu elemen dalam penentuan harga jual produk. Itu sebabnya harga produk menjadi sangat mahal.
Meski memotong biaya marketing, kata Andi, POCO tetap yakin produknya akan dicari dan dikenal konsumen.
“POCO yakin, jika orang puas maka orang itu akan memberitahukan kepada yang lain,” sebutnya sembari menjelaskan hal itu sebagai salah satu alasan perusahaannya tetap fokus pada performa produk.
Sebelumnya, Andi menjelaskan tentang brand POCO yang awalnya muncul pada tahun 2018 lalu. Saat itu, POCO masih menempel pada brand Xiaomi. Namun pada tahun ini, POCO tampil sebagai brand sendiri.
“Memang masih satu grup dengan Xiaomi, tetapi sekarang POCO sudah berdiri sendiri, tidak lagi menempel pada brand Xiaomi. Jadi, POCO ini sudah brand sendiri,” ucapnya.
Andi yakin kebijakan POCO untuk menjadi brand tersendiri tidak akan mengkanibalisasi (membunuh) brand Xiaomi.
Reporter : Ngatirin