mimbarumum.co.id – Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan terus semarakkan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang.
Indra Aditya Pranata, Bakal Calon Wakil Wali Kota Medan ini merupakan manager aplikasi ojek online di Kota Medan.
Menurut dia, mencalonkan diri di Pilkada Kota Medan sudah keinginan hati kecilnya sejak lama dan dukungan ribuan komunitas ojek online maupun taksi online di kota Medan.
Baca Juga : Nezar Djoeli Daftar Balon Wakil Wali Kota ke NasDem
“Sebenarnya ini hanya di hati kecil saya, kapan bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak dan suatu saat nanti,” kata Indra kemarin.
Indra yang juga mantan seorang jurnalis mengawali karir 2008 hingga 2015 itu, memiliki tagline yaitu “Millennial, Cerdas, Sehat dan Bersih”, dengan 7 point penjabaran visinya dalam membangun Kota Medan, di sampaikannya dalam silaturahmi bersama media di Medan.
Baca Juga : Pilkada Medan 2020, Rusdi Sinuraya Hadir di Penjaringan Partai Nasdem
“Cerdas ini saya coba menarik benang merah dari menteri menteri yang sekarang, pak Nadiem (Menteri Pendidikan RI) yang juga mantan atasan saya, bener pendidikan tidak hanya berdasarkan nim atau juga ujian nasional,” ungkap Indra.
Ia menuturkan perlunya pendidikan gratis tingkat dasar dalam membangun Kota Medan dengan anak-anak penerus bangsa.
“Pendidikan itu saya ingin mulai rangsang dari mulai tingkat dasar, kita buat benar-benar gratis dulu, jadi anak anak yang ada di persimpangan jalan kalau memang dia memang betul di data, kalau alasannya orang tua engak ada duit, kita buka sekolah yang gratis,” ucapnya.
Kesehatan yang tidak kalah penting dari pendidikan, Indra menyampaikan keinginan adanya pengobatan kesehatan gratis di Kota Medan.
“Termasuk kesehatan, kenapa Aceh bisa gratis. Kok Medan engak bisa. Apa sih yang salah. Kalau dari APBD besar Kota Medan,” tuturnya.
Menurut dia, dengan kasus yang terjadi di 3 periode berturut turut Pemerintahan kota (Pemko) Medan perlunya good goverment dan clean government
“Kita lihat Kota Medan di Sumut, Indonesia kayaknya sudah mengecap kita selalu aja pasti ada aja yang ke KPK. Kita buat good goverment pendidikan apa yang dibolehkan apa yang tidak dibolehkan aparatur negara,” tutupnya. (yurike)
