mimbarumum.co.id – Mendadak ribuan warga beramai-ramai mendatangi sebuah rumah sederhana di Jalan Budi Utomo No.359 Kelurahan Mutiara Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Mereka berdesak-desakan dan berteriak-teriak. Beruntung pemilik rumah dan orang-orang yang di sekitarnya mampu mengendalikan situasi.
Rumah itu diketahui milik seorang politisi nasional Hinca Panjaitan yang dikenal muda dan enerjik. Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat itu ternyata sedang pulang kampung menemui orang tuanya. Sebenarnya, kepulangannya ke kampung merupakan rutinitas baginya dan tidak ada reaksi warga yang begitu luar biasa. Tetapi kali ini kepulangannya bersama Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono.
“SBY…SBY…SBY…”, begitu teriak warga, Selasa (22/1/19) yang berjubel bersama para kader Partai Demokrat yang menyambut kedatangan Susilo Bambang Yudhoyono bersama istrinya Ani Yudhoyono dan anaknya Edi Baskoro (Ibas) Yudhoyono.
SBY sendiri sempat berjabat tangan dengan ibunda Hinca Panjaitan bahkan bercengkerama. Sementara sejumlah teman-teman Hinca semasa kecil, tetangga dan warga sekitar juga turut menyambut kedatangan Hinca dan SBY. sekaitan itu sejumah warga Asahan lainnya masih terus berdatangan untuk menyaksikan kedatangan SBY.
“Sebagai teman semasa remaja, Kami bangga memiliki teman yang saat ini telah menjadi tokoh nasional,” kata Iyan teman kecil Hinca.
Mereka terlibat pembicaraan semasa kecil, dimana Hinca kecil adalah orang yang sangat gemar bermain sepak bola. Saat itu, Hinca yang juga aktif dalam kepengurusan PSSI selalu tampil seagai pemain penyerang di tengah kebun karet yang disulap menjadi lapangan sepakbola. Mereka juga kenakalan Hinca saat masih remaja.
Agenda lain dari kedatangan SBY ke Kabupaten Asahan untuk meresmikan sebuah klinik khusus yang melakukan pelayanan dan perawatan bagi korban narkoba. Klinik Amanah itu milik seorang kader Demokrat Asahan, Lela Sari Sinaga.
Kepala BNN Kabupaten Asahan, Kompol B Sitompul dalam kesempatan itu membeberkan tentang data peredaran narkoba di Provinsi Sumatera Utara hingga akhir tahun 2018, yang peringkat peredarannya meningkat menjadi kedua terbanyak dibawah Provinsi DKI.
“Saat ini narkoba sudah masuk kategori mengkhawatirkan, maka dari itu semua anak bangsa harus terlibat melawan narkoba,” sebut B.Sitompul saat peresmian itu.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan meyakini gerakan melawan narkoba butuh waktu yang tidak sedikit. Namun, dirinya optimis di usia ke 100 pada 2045 mendatang, Asahan bisa bebas narkoba.
“Tanjungbalai dan Asahan ada pelabuhan tikus yang menjadi pintu masuk narkoba ke Sumut. Maka untuk itu mari kita doakan dan percayakan penangananya kepada para aparat penegak hukum untuk memeranginya serta memberantasnya,” ucapnya. (Dec)