Tapsel, (Mimbar) – Sejumlah mahasiswa menilai banyak pelaksanaan proyek yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tapanuli Selatan tak masuk akal. Meski terbilang baru selesai pengerjaannya, namun kondisinya sudah mengalami kerusakan parah.
Pergerakan Mahasiswa Indonesia (Permisi) Tabagsel, Kamis (8/9) lalu menggelar aksi memprotes pelaksanaan proyek yang dinilai tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan. Aksi puluhan mahasiswa di depan Kantor Dinas PU, Jalan Sudirman Sadabuan, Padangsidempuan sempat dicegah aparat, namun mereka tetap menyampaikan orasi.
Abdul Rachim Hasibuan selaku kordinator aksi menyebutkan, mahasiwa telah melakukan investigasi atas sejumlah pekerjaan proyek pembangunan fisik yang bersumber dari anggaran tahun 2015 lalu itu, hasilnya banyak pekerjaan yang dilakukan asal jadi.
Ia membeberkan, di Kecamatan Angkola Barat, misalnya, ada pekerjaan rehab jalan keliling Desa Sitaratoit yang menghabiskan anggaran senilai Rp200 juta yang kondisinya memprihatinkan, padahal masa penyelesaian pekerjaan itu baru sekitar setahun lalu.
Begitu juga pekerjaan lanjutan rabat beton di lokasi yang sama dengan anggaran Rp150 juta dan pembangunan serta perkuatan jalan keliling Kelurahan Sitinjak-Puskesmas Simaninggir dengan anggaran Rp400 juta juga kondisinya sangat memprihatinkan.
“Ketiga proyek tersebut dikerjakan pada TA 2015 dan kondisinya saat ini sudah mengalami kerusakan parah,” ucap Rachim.
Ironisnya, kata Rachim, lanjutan pembangunan peningkatan jalan jurusan Huta Lambung-Sibakkua Kecamatan Angkola Barat TA 2015 dengan anggaran Rp500 juta diduga ada indikasi korupsi yang dilakukan pejabat di Dinas PU Tapanuli Selatan.
“Ada dugaan mark up karena ternyata pada tahun anggran 2016 lalu ada juga mata anggaran yang dialokasikan sebesar Rp700 juta untuk lanjutan peningkatan jalan Huta Lambung-Sibakkua. Jadi totalnya Rp1,2 miliar untuk dua tahun anggaran. Inikan tidak masuk akal,” katanya.
Pengunjukrasa meminta Plt Kadis PU Tapsel segera menjelaskan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan sejumlah proyek yang mereka nilai bermasalah.
Sekretaris Dinas PU Tapsel, Chairul Rizal Lubis ketika menemui para pendemo mengatakan, pihaknya sangat menghargai kedatangan para mahasiswa yang berkenan menyampaikan aspirasi ke instansi tersebut.
“Hasil investigasi terkait pembangunan yang dinilai Permisi bermasalah akan kami diskusikan dengan pimpinan nantinya demi untuk kebaikan bersama ke depan,” ucap pejabat itu.
Para pendemo mengancam akan kembali turun melakukan aksi lanjutan bahkan melaporkan dugaan penyimpangan itu ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Padangsidimpuan maupun ke Kejatisu, jika intansi itu mengabaikan hasil investigasi tersebut. (B 65)