Pimpinan SMAN 11 Medan Sampaikan Klarifikasi Atas Demo Siswa

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Pimpinan SMA Negeri 11 Medan menyampaikan klarifikasi terkait aksi demo siswa-siswi beberapa waktu lalu sehingga menyebabkan terjadinya keadaan yang tidak kondusif. 

Pernyataan tersebut dikemukakan Wakasek Kesiswaan Nurmaida Samosir, S.Pd, Wakasek Kurikulum Diska Disten, S.Pd, M,Si dan Wakasek Sarana Prasarana Minnatiani, S.Pd, M.Pd bersama Kepala SMAN 11 Medan Hj Widiya Ningsih SPd MSi kepada media di sekolahnya Jalan Pertiwi Medan, Sabtu (8/3/2025). 

Wakasek Kesiswaan Nurmaida Samosir menyebutkan ada salah paham penafsiran atas tuntutan diantara beberapa anak didik sehingga memicu demo yang seharusnya tak perlu terjadi. 

“Kami amat menyesalkan peristiwa itu. Demo siswa-siswi itu kurang efektif karena yang mereka tuntut itu bukan hal-hal yang yang memang tidak terlaksana di sekolah,” katanya. 

- Advertisement -

Tuntutan pertama mereka mengenai perpisahan. Sebenarnya perpisahan itu sudah dibahas dengan pembina OSIS dan selanjutnya mereka rapat dengan kelas 12 bahwa perpisahan dilaksanakan di Hotel Tiara dengan biaya yang lumayan besar.

“Beberapa siswa komplain terlalu mahal. Jadi kami pun sebenarnya menghimbau mereka itu buat perpisahan itu sederhana di sekolah saja jangan di hotel. Karena itu memberatkan orang tua siswa. Ternyata muncul informasi kami melarang perpisahan,” tambah Nurmaida. 

Tuntutan kedua mengenai ekskul Pramuka ke Sibolangit dikarenakan cuaca buruk, longsor dan sering banjir maka pimpinan SMAN 11 mengkhawatirkan mereka. 

“Kalau mau disitu berarti pembinanya harus bertanggung jawab penuh. Akhirnya, mereka mengubah tempat pramuka atas saran sekolah,” ujarnya. 

Tuntutan ketiga, sejumlah siswa-siswi anggota pramuka keberatan dan menuntut transparansi anggaran ekskul lainnya yang dituduhkan kepada kepala sekolah. 

Dijelaskannya, kegiatan ekskul itu bukan pramuka saja tapi ada perlombaan-perlombaan lainnya perlu diikuti anak didik. Tapi hendaknya perlombaan itu sudah betul-betul matang, sehingga mereka jangan asal mengikutinya. Namun muncul pernyataan mereka bahwa siswa dilarang ikut lomba asalkan harus menang. 

Tuntutan keempat, perbuatan viral verbal yang dilakukan kepada salah seorang siswi karena guntingan rok. “Kita bukan memotong rok, melainkan hanya menggunting sedikit dibawah karena sempit dan pendek tidak sesuai aturan sekolah,” paparnya. 

Nurmaida menuturkan bahwa semua peraturan di sekolah ini sudah di disosialisasikan sewaktu pertama masuk agar mereka patuhi. “Berulang-ulang sudah diingatkan lantas dipanggil ke depan agar menjadi contoh supaya tidak mengulang kembali kepada teman-temannya melakukan hal yang sama,” terangnya. 

Pimpinan sekolah menyayangkan aksi demo usai apel pagi. “Tak mungkin siswa-siswi bisa demo. Bahkan aksi itu hanya dilakukan beberapa pelajar yang nakal, bandel dan mendapat hukuman disiplin,” katanya. 

Hal senada dikatakan Wakasek Kurikulum Diska Disten bahwa siswa yang baik dan patuh disiplin sekolah mendukung kebijakan dari sekolah. Mereka tak keberaratan untuk mentaati semua peraturan di sekolah demi kebaikan bersama. 

“Sebenarnya hanya segelintir anak didik yang ikut demo itu karena salah paham termasuk pemikiran mereka. Mungkin ada ucapan-ucapan guru tertentu yang memprovokasi
dan mendorong mereka berdemo. Kita prihatin jangan siswa yang di ditunggangi dan diberdayakan guna melengserkan kepala sekolah,” beber Diska.

“Kami berharap semua siswa dan guru supaya tidak merusak nama baik sekolah. Kami ingin menjaga citra sekolah ini agar tak menjadi buruk di luar. Kalau ada yang kurang mari kita perbaiki bersama, berbicara dengan santun tanpa berdemo atau memprovokasi siswa sendiri,” tambahnya. 

Reporter : M Nasir

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

Sofyan Tan Ungkap Anggaran Beasiswa Hampir Lenyap

mimbarumum.co.id – Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dr Sofyan Tan gelar kegiatan rutin setiap Ramadan...