mimbarumum.co.id – Puncak Program Roots Day dan Deklarasi Anti Perundungan wujudkan SMK Negeri 4 Medan bebas dari perundungan dan kekerasan siswa-siswi berkomitmen untuk mewujudkan sekolah yang menyenangkan.
Hal itu dikatakan Kacabdis Pendidikan Wilayah I August Sinaga SPd, SST, MAP kepada Mimbar, Kamis (21/12/2023) mengharapkan agar tidak ada lagi perundungan di Wilayah Medan dan Deliserdang.
“Dengan deklarasi tadi maka semua warga sekolah SMKN 4 semua baik mulai dari kepala sekolah sampai ke petugas kebersihan, penjaga malam, guru dan peserta didik. Kegiatan ini jangan hanya sebatas cuma program roots. Tapi faktanya masih terjadi perundungan yaitu 3 dosa besar. Salah satu sudutnya besar pendidikan disiplin dan aturan yang jelas di setiap satuan pendidikan,” terangnya.
Sambung August, dengan adanya tantangan ini artinya semua berjanji kepada diri sendiri untuk tetap mendukung program sekolah menyenangkan tanpa adanya perundungan di sekolah SMKN 4 Medan.
“Siswa sebagai agen perubahan dari apa yang diharapkan memiliki tugas berat terdepan dalam menekan terjadinya perundungan dan kekerasan. Siswa-siswi menjadi informan bisa menyampaikan siswa lainnya bertugas memberikan sosialisasi kepada kawan-kawannya. Terbukti, ada anak didik merokok di kamar mandi sekolah. Ini kan sangat luar biasa dan siswa ada yang melaporkan ke guru,” beber August.
Begitu pula dengan kasus perundungan dan kekerasan ada kawannya yang di bully di kelas. Mereka yang akan menyampaikan ke pihak sekolah. Karena memang kalau ini dibiarkan terus seperti virus, maka agen perubahan ini sangat penting sebagai garda terdepan dan membantu kepala sekolah dan seluruh warga sekolah untuk menekan terjadinya perundungan di SMKN 4 Medan.
Menurut dia, Cabdis Pendidikan Wilayah 1 merasa senang karena SMKN 4 sudah melaksanakan program roots anti perundungan dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada anak-anak. Kedepan, agen perubahan ini harus menerapkan di sekolah dan nantinya menunggu hasil positif dari program roots anti perundungan ini.
“Bagaimana nanti kepala sekolah yang melakukan gerakan penerapan anti perundungan. Cabdis Pendidikan Wil I sangat mendukung dan tidak lanjutnya program ini bisa dianggarkan dalam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mendukung kegiatan ekstrakurikuler, memperkuat agen perubahan ini,” jelasnya.
Sementara Kepala SMKN 4 Medan Fahriza Marta Tanjung SPd mengaku harus ada lanjutannya apalagi mereka nanti akan disebar di beberapa titik rawan di sekolah ini. Duta siswa yang ikut sebagai agen perubahan yang paling utama diharapkan diri mereka. Tentunya habis mereka mengikuti kegiatan sosialisasi kemudian pelatihan anti perundungan ini maka mereka menjadi agen perubahan di sekolah.
“Setelah itu mungkin nanti mereka akan kita kumpulkan kembali untuk membuat program kerjanya seperti apa yang akan dilakukan terutama mungkin pertama itu spesialisasi dulu ya terhadap persoalan perudungan, kemudian apa sebenarnya perundungan itu, bagaimana mencegahnya,” katanya.
Kemudian harus melakukan aksi-aksi yang lebih nyata seperti mencari informasi kejadian-kejadian perundungan yang mungkin terjadi di sekolah. “Setelah itu kita melakukan bersama-sama dengan mereka melakukan pencegahan seperti apa dan bagaimana tindakan yang akan kita ambil terhadap kejadian-kejadian perundungan yang terjadi di sekolah ini,” jelas Fahriza.
Kegiatan deklarasi anti perundungan dimeriahkan tarian tor-tor, puisi dan diakhiri penandatanganan di spanduk anti perundungan yang dilakukan bersama-sama dimulai Kacabdis Pendidikan Wilayah I August Sinaga, Kepala SMKN, para wakil kepala sekolah, ketua program studi, guru dan tenaga kependidikan, siswa-siswi duta perubahan dan warga sekolah lainnya.
Reporter : M Nasir