Perang Ekonomi

Berita Terkait

Perang demi untuk mempertahankan kekuasaan kini terus berlanjut. Bukan hanya Palestina yang terus berperang melawan Yahudi, Israel di Timur Tengah. Irak, Syria dan Yaman juga terus berlanjut dengan perang fisik yang memang direkayasa sejak lama. Kini, perang baru itu sebenarnya adalah perang ekonomi.

Disadari ataupun tidak, sangat terasa perang ekonomi antara negara maju dengan negara terkebelakang. Saya termasuk kurang setuju, jika kita puas dengan sebutan negara berkembang. Sebetulnya, di mata musuh, negara kita masih berada di posisi negara terkebelakang. Negara mundur dan tak memiliki peradaban.

Perang yang terjadi sesungguhnya adalah perang ekonomi. Buktinya, sangat sulit bagi negara muslim dan Arab, walaupun memiliki modal yang cukup untuk memproduksi sendiri kebutuhan hidup mereka. Seperti kebutuhan alat tempur, pertahanan keamanan, kebutuhan hidup sandang pangan juga dikuasai oleh kapitalis, yang berkedok humanisme dan sosialisme.

Perang ekonomi akan terus berlanjut, hingga umat Islam semakin miskin. Jika miskin, maka akan semakin mudah untuk dibodoh-bodohi. Kemudian, mereka dijadikan ‘target’ penghancuran total. Seperti yang terjadi saat ini di Yaman, Syria dan Irak pada hakekatnya adalah penghancuran peradaban Islam. Jika umat Islam tak sadar, maka akan jatuh lah kekuasaan kota-kota besar dan daerah strategis ke tangan kafir musyrik, sebagaimana yang terjadi di Jakarta.

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

Kunjungan Pertama Sebagai Gubernur,  Bobby Nasution Serap Aspirasi Warga  Samosir

mimbarumum.co.id -  Muhammad Bobby Afif Nasution menghimpun aspirasi masyarakat dalam kunjungan pertamanya sebagai Gubernur Sumatera Utara (Sumut) ke Kabupaten...