mimbarumum.co.id – Tren pemulihan ekonomi Sumut terus berlanjut dan tercatat pertumbuhan 4,97% (yoy) pada triwulan III 2022 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.
“Konsumsi rumah tangga dan lapangan usaha pertanian yang menguasai pangsa terbesar dari sisi pengeluaran dan produksi, relatif termoderasi,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Doddy Zulverdi pada Bincang Bareng Media (BBM), Jumat (25/11/2022).
Dia mengakui pertumbuhan ekonomi Sumut diperkirakan sangat baik salah satunya adanya penopang Investasi dan sektor ekspor.
“Kinerja ekspor masih menjadi motor penggerak ekonomi utama Sumatera Utara,” sebutnya.
Hal ini juga turut ditopang oleh tetap kuatnya permintaan domestik, khususnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya akselerasi pembangunan berbagai proyek strategis.
Sebagian besar sektor utama seperti perdagangan, industri dan transportasi juga mencatatkan akselerasi.
Dijelaskannya, Sumut menjadi penopang pertumbuhan Sumatera pada triwulan III 2022. Adapun andil Provinsi Sumut terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera sebesar 1,14% meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 1,12%.
Tetap kuatnya ekonomi di Sumut ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi terkini. Aktivitas perdagangan dan dunia usaha terus meningkat tercermin dari peningkatan indeks penjualan riil.
“Mobilitas yang tinggi juga tercermin dari perkembangan penumpang angkutan udara yang terus meningkat,” tandasnya.
Di sisi lain, lanjut dia, masih tingginya ekspektasi inflasi berisiko menahan aktivitas konsumsi masyarakat. Kinerja ekspor diprakirakan sedikit tertahan sejalan dengan termoderasinya harga komoditas utama.
Sementara itu, hasil liaison BI mengkonfirmasi adanya peningkatan permintaan ekspor, sedangkan permintaan domestik cenderung menurun di tengah kenaikan biaya bahan baku. Intermediasi perbankan pun terindikasi meningkat.
Intermediasi Perbankan tercermin dari nilai LDR (Loan to Deposit Ratio) dimana pada Oktober 2022 yang mencapai 84,6% (yoy).
Hal ini didukung pertumbuhan kredit Rumah Tangga yang tumbuh menjadi 7,50% (yoy) dan kredit UMKM yang tumbuh 16,83% (yoy) pada Oktober 2022.
Ia menuturkan, di sisi lain, kinerja kredit korporasi melambat dari triwulan III 2022 dengan pertumbuhan sebesar 14,1% (yoy) menjadi 8,1% (yoy).
Sementara itu, kredit perbankan relatif terjaga yang terlihat dari stabilnya NPL pada Oktober 2022 sebesar 2,46%, yakni dalam batas wajar di bawah 5%.
Dari sisi kredit, kredit modal kerja dan kredit konsumsi mencatat perbaikan risiko kredit, sementara kredit investasi risiko kreditnya meningkat meski masih dalam batas wajar.
Hal ini diperkirakan sejalan dengan upaya perbaikan kualitas kredit pada debitur terdampak Covid-19 yang dilakukan pemerintah melalui restrukturisasi kredit tercatat yang mencapai -26% (yoy) pada Oktober 2022.
Ia menambahkan, perekonomian Sumut 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2021 dengan rentang proyeksi 4,1%-4,9% (yoy).
Kian pulihnya mobilitas dan membaiknya daya beli akan mendorong konsumsi masyarakat.
Tingginya harga komoditas utama pada semester pertama serta berlanjutnya program PEN juga diprakirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun demikian, terus berlanjutnya konflik geopolitik yang berisiko melanjutkan gangguan rantai pasok dan permintaan dari negara mitra dagang serta perkembangan ekonomi global yang diwarnai inflasi yang tinggi menjadi risiko yang dapat menahan pertumbuhan lebih lanjut.
Repoter : Siti Amelia