Banjir di Medan Penyakit Kronis, Bisa Akibatkan Kematian

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Dokter ahli penyakit dalam Prof. Dr. dr. Umar Zein, Sp.PD-KPTI, DTM&H. mengatakan, kalau digunakan analisis kedokteran, banjir itu ibarat diagnosis penyakit. Bisa digolongkan penyakit kronis eksaserbasi akut.

“Banjir adalah penyakit kronis di Kota Medan. Saat musim hujan, mengalami eksaserbasi akut. Pada manusia, eksaserbasi akut bisa menyebabkan kematian. Pada banjir, eksasebasi akut juga bisa menyebabkan kematian manusia, hewan, dan tanaman,” katanya dalam unggahan _Facebook_ pribadi menanggapi pemberitaan _Mimbar Umum_, Senin (21/11/22).

Menurut dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara ini, banjir adalah kondisi hilir. Orang selalu sibuk dan membahas kondisi hilir dengan menyumbang korban banjir, meninjau daerah banjir, menyiapkan lokasi pengungsian, dapur umum, layanan kesehatan, dan lain-lain.

“(Namun) kondisi hulu atau penyebab banjir tidak pernah ditangani secara kontinu dan serius,” sebutnya.

- Advertisement -

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan ini menganalogikan, ada penyakit infeksi usus buntu yang menyebabkan nyeri perut berulang ( Appendicitis Recurrent). Orang awam bilang kumat-kumatan. Ada penyakit asma yang berulang menimbulkan sesak napas. Ada lagi penyakit batu empedu ( _Cholelithiasis_) atau batu saluran kemih yang menyebabkan nyeri hebat (kolik) berulang.

“Tindakan bedah adalah solusi pada usus buntu, batu empedu, dan batu saluran kemih. Sedangkan pada asma, kontrol faktor pencetus dan obat pencegahan yang utama. Itupun harus oleh dokter ahli di bidangnya untuk menghilangkan atau meminimalisasi kausalnya,” katanya.

Analogi dengan penyakit, sebut penyair Sumatra Utara ini, banjir kausalnya pasti hujan lebat atau sungai meluap. Kalau sungai meluap adalah bencana alam. Kalau hujan lebat bukan bencana alam, tapi faktor pencetus. Faktor risikonya: sampah tak terkendali, saluran air tidak ada atau tidak lancar, kanal tidak berfungsi, sumur dan lahan resapan tidak sempurna, dan lain-lain.

“Seharusnya diagnosis banjir ini dikonsultasikan ke ahlinya. Tentu perlu beberapa ‘dokter spesialis’. Spesialis drainase, spesialis sampah, spesialis kanal, spesialis resapan, dan spesialis lainnya. Asal jangan ikut spesialis ‘becakap’,” tutur mantan Direktur RSU Pirngadi ini.

Dalam hal ini, lanjut Umar Zein, Wali Kota Medan tinggal memerintahkan stafnya mencari ahli spesialis untuk mengatasi banjir.

“Wali Kota pakek telunjuk aja perintahkan anggotanya mencari spesialis itu di Perguruan Tinggi. Pasti beserak itu! Kumpulkan orang itu. Ajak becakap. Bentuk Tim. Suruh berpikir dan buat konsep. Siapkan anggaran sesuai kebutuhan,” sergahnya.

Menurutnya, penanganan penyakit kronis tidak boleh berlama-lama.

“Habis banjir ini, maenkan terus. Jangan tunggu-tunggu tahun depan lagi! Tapi anggarannya jangan pula ditelap!” katanya penuh semangat.

Yang jelas, katanya lagi, banjir tak bisa diselesaikan dengan janji dan kunjungan-kunjungan simpati sambil bekodak selfi.

“Beselemak, jadi kolam ikanlah rumah awak!” tandasnya.

Reporter: Zaim Dzaky

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

DPRD Medan Bakal Paripurnakan Penetapan Rico-Zaki Pada 10 Februari

mimbarumum.co.id - DPRD Kota Medan akan menggelar rapat paripurna penetapan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih periode 2025-2030...