- Potret Warga Miskin Kota Medan (3)
PRIA paruh baya yang akrab disapa Kopral ini sudah 10 tahun menjajakan minyak eceran di tepi jalan, persis di bawah jembatan tol Jalan Denai. Penghasilannya terbilang pas-pasan, bahkan cenderung kurang.
Penghasilannya, berkisar Rp50 ribu per harinya. Kepada Koran MimbarUmum, kakek 64 tahun ini mengaku tak pernah sekalipun mendapat bantuan dari pemerintah, termasuk dari Pemko Medan. Sebab ia belum terdata sebagai penerima bantuan.
Sebaliknya, tak ada juga petugas, baik dari kecamatan maupun kelurahan yang menyambanginya, untuk memasukkannya dalam daftar warga penerima bantuan. Mengapa? Kopral pun tak tahu persis alasannya. Tetapi, baginya, itu tugas pemerintah untuk mendatanginya.
“Seharusnya, mereka (petugas) yang mendatangi warga, bukan sebaliknya. Mereka kan digaji dengan uang rakyat, harusnya mereka lah yang datang,” sebut pria empat anak ini.
Tentu, ia berharap, dirinya bisa mendapat bantuan dari pemerintah, baik itu PKH, PIB, BLT, dan bantuan lainnya.
“Mudah-mudahan Koran Mimbar Umum bisa menyuarakan suara hati, kami rakyat kecil ini, yang luput dari bantuan pemerintah. Sehingga kami bisa lebih diperhatikan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, berdasarkan referensi BPS 2021, angka kemiskinan di Kota Medan naik-turun, dari 183.790 jiwa pada 2019, kemudian sedikit turun (1,0%) menjadi 183.540 jiwa pada 2020, tetapi naik lagi (0,95%) menjadi 193.030 jiwa atau mencapai 7,84% dari jumlah penduduk kota 2.460.858 jiwa.
Dan, Kopral tidak termasuk dalam data yang disajikan BPS tersebut. Bisa jadi, ada ribuan lain yang memiliki nasib serupa.
Reporter : Deo