Labusel, (Mimbar) – Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Labuhanbatu Selatan telah memicu kekeringan di kawasan itu. Kini, warga di sejumlah kecamatan bahkan mengalami kesulitan air bersih.
Kondisi ini diantaranya dialami warga Desa Tanjung Muli Kecamatan Kampung Rakyat. Meski secara geografis tempat tinggal mereka berada di bantaran Sungai Barumun, namum mereka tetap kesulitan air bersih untuk keperluan konsumsi.
“Kami terpaksa membeli air untuk minum ke Tanjung Medan karena di sana ada air isi ulang, tapi jarak tempuhnya sejauh 6 km. Terkadang ada juga mobil datang membawa air kemari, itulah yang kami beli,” ucap Oloan Siregar, salah satu warga.
Menurut warga, kemarau panjang itu telah menyebabkan sumur-sumur galian yang selama ini menjadi sumber air bersih bagi penduduk sudah mengalami kekeringan. Bahkan, air Sungai Barumun juga sudah sangat menyusut.
“Memang air Sungai Barumun masih ada, tetapi tidak layak untuk dijadikan air minum,” ucapnya lagi.
Hal senada disampaikan Usman Hasibuan, salah satu warga Kotapinang. Dia dan warga lainnya terpaksa harus membeli air tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, bahkan untuk keperluan mandi dan mencuci juga harus diperoleh dengan cara membeli.
“Sudah pada kering (sumurnya). Kalau kita mandi dan mencuci pakaian ke Sungai barumun tak mungki,n maka mau tak mau terpaksa kita beli,” ucapnya.
Warg Desa Bunut juga merasakan dampak yang sama. Seorang warga di sana, Sait Dalimunthe mengatakan, tak kunjung turunnya hujan dalam beberapa bulan terkahir ini telah menyebabkan Sungai Titi Panjang yang sejak dahulu tidak pernah surut, kini dasar sungainya sudah bisa dijadikan area berlari-lari oleh anak-anak.
Warga berharap, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan segera mengambil langkah cepat untuk membantu warga yang kesulitan air itu. Antara lain dapat dilakukan dengan mendistribusikan air bersih ke warga yang dilanda kekeringan tersebut.