mimbarumum.co.id – Manfaat utama dari berinvestasi adalah untuk mempersiapkan kondisi finansial di masa depan. Baik untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari atau mempersiapkan diri menjelang masa pensiun.
“Jadi, ketika individu memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang, artinya tidak harus dengan cara melakukan perdagangan saham setiap waktu, karena kini untuk bertransaksi saham dapat dilakukan secara fleksibel di mana pun dan kapan pun,” kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Sumatera Utara, Pintor Nasution, Kamis (23/6/2022).
Lantas mengapa investasi saham cocok untuk jangka panjang? Hal ini karena saham berpotensi memberikan imbal hasil yang tinggi dalam jangka panjang. Jika dana untuk jangka panjang dialokasikan pada tabungan atau deposito, maka imbal hasilnya diperkirakan kurang dari 5%. Sehingga secara nilai akan berkurang karena keuntungan dari menyimpan dana di bank di bawah angka inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa.
“Contoh, jika saat ini seseorang mengumpulkan uang di tabungan untuk membeli mobil seharga Rp200 juta. Kemudian, ia merencanakan untuk menabung Rp20 juta setahun, agar di tahun ke-10 bisa membeli mobil idaman. Namun, sepuluh tahun kemudian, harga mobil idamannya sudah naik menjadi Rp300 juta. Uang yang dikumpulkan tidak lagi cukup untuk membeli mobil, dan ia harus tetap menabung seiring harga mobil yang terus naik karena inflasi,” katanya.
Sementara itu, lanjut Pintor, jika seseorang menginvestasikan dananya senilai Rp20 juta setahun selama sepuluh tahun, peluang total dana yang ia miliki di tahun ke-10 bisa menyamai kenaikan harga mobil atau harga barang lainnya. Rata-rata kenaikan harga barang seperti rumah, mobil dan biaya sekolah sebesar 10-15% per tahun.
“Dalam jangka pendek, pergerakan harga saham berpotensi mengalami fluktuasi setiap waktu, baik menguat atau melemah seketika. Hal ini bergantung pada mekanisme pasar seperti hukum permintaan penawaran suatu saham, serta kondisi eksternal seperti makro ekonomi, stabilitas politik, lingkungan dan keamanan. Itu sebabnya, investor saham yang tujuan investasinya jangka pendek, perlu memantau harga saham setiap waktu untuk meminimalisir risiko,” pungkasnya.
Sedangkan jika investor memiliki tujuan investasi untuk jangka panjang, maka investor bisa mengabaikan fluktuasi harga saham yang diakibatkan oleh sentimen pasar atau faktor eksternal yang sifatnya tidak permanen. Investor jangka panjang yang memiliki tujuan investasi di atas lima tahun, bisa menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang sahamnya ia miliki.
“Adapun, strategi investasi dengan mengacu pada kinerja perusahaan disebut juga dengan strategi fundamental. Artinya, investor mengacu pada kekuatan finansial perusahaan. Jika kinerja keuangannya baik, maka saham perusahaan dalam jangka panjang akan berpeluang bergerak naik, sejalan dengan perkembangan kinerja perusahaan yang semakin membaik,” tambahnya.
Sementara, ketika faktor eksternal memburuk, investor fundamental akan membiarkan sahamnya meskipun sedang mengalami potential loss. Karena, ketika suatu saat situasi eksternal membaik, maka saham milik milik investor berpotensi akan kembali naik. Dasar pemilihan saham bagi investor fundamental adalah laporan keuangan perusahaan dan proyeksi kinerja di masa depan yang dibuat para analis saham.
“Selain memilih saham berdasarkan kinerja keuangan, investor jangka panjang meminimalisir risiko dengan cara melakukan diversifikasi saham, atau dengan kata lain mengalokasikan dana investasi lebih dari satu jenis saham. Semakin banyak saham yang dimiliki, akan membuat portofolio investasi seorang investor semakin baik.
Pepatah investasi yang dipopulerkan oleh Warren Buffet adalah “Don’t put your eggs in one basket”. Artinya jangan simpan semua uangmu dalam satu produk investasi. Karena jika satu keranjang tersebut terjatuh, maka semua telur dalam keranjang akan hancur, atau semua kekayaanmu akan hilang,” sebutnya.
Jika kita menaruh uang di banyak keranjang maka jika salah satu keranjang terjatuh, masih ada keranjang-keranjang lainnya. Semakin besar modal yang dimiliki, tentu semakin besar potensi memiliki banyak saham. Pesan lain dari para investor saham fundamental adalah memahami lini bisnis perusahaan yang dimiliki.
“Semakin seorang investor mengetahui sektor usaha perusahaan dan memahami bagaimana keunggulan produk serta jasa dan kekuatannya di market, semakin mudah pula seorang investor memperkirakan kinerja perusahaan di masa depan, yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan yang optimal baginya, dari kenaikan harga sahamnya di masa depan,” bebernya.
Reporter : Siti Amelia