Wakil Ketua DPRD Medan Rajuddin Sagala: Begal Bandel, Tembak Saja!

Berita Terkait

- Advertisement -

mimbarumum.co.id – Wakil Ketua DPRD Kota Medan, H Rajuddin Sagala, SPdI, SKom, meminta pihak kepolisian menindak tegas begal yang bandel, misalnya dengan TDT (tembak di tempat).

Katanya, ketika dimintai komentarnya seputar maraknya aksi begal di sejumlah wilayah di Kota Medan, akhir-akhir ini, “Kita tidak mau Kamtibmas (keamanan dan ketertiban) di Kota Medan terganggu, hanya gara-gara segelincir orang.”

Ia melanjutkan, “Makanya, saya minta hukum(an) berat bagi pelaku begal, dan bila perlu tembak di tempat, jika membandel.”
(Catatan: Begal, dipahami sebagai suatu perbuatan merampas, merampok dengan cara paksa menggunakan kendaraan bermotor dan senjata tajam – red).

INGAT PETRUS

- Advertisement -

Penegasan Sagala itu, mengingatkan publik kembali pada era penembakan misterius (Petrus) pada era pemerintahan Presiden Soeharto, 1982 – 1985. Petrus ketika itu, efektif mengakhiri merajalelanya aksi premanisme (anak jalanan, tukang palak, anak-anak nongkrong di pasar-pasar) di seluruh wilayah Indonesia.

Hanya, meski efektif memberantas premanisme, tetap memperoleh kritik dan kecaman terutama dari kaum pegiat HAM (hak asasi manusia).
Bedanya, Petrus dioperasikan orang-orang dan institusi tak dikenal –publik menduganya operasi intelijen– tetapi tiba-tiba saja sudah ada korban bertato, mati di pinggir jalan atau di tempat terbuka lain, sedangkan TDT versi yang disuarakan Sagala, dilakukan institusi resmi, polisi, dan dilindungi hukum.

Logikanya, bila Petrus yang berdasar kekuasaan bisa efektif mengatasi “darurat premanisme” pada era 40 tahun silam, maka TDT yang dilindungi hukum, boleh jadi juga bisa efektif mengatasi “kedaruratan begal” dewasa ini.

PRIHATIN

Kader PKS itu menyebutkan, ia merasa prihatin melihat masyarakat korban begal.

“Ada yang meninggal dan ada yang kritis. Jika aksi ini dibiarkan tidak tertutup kemungkinan banyak jatuh korban,” ujarnya.

Oleh karenanya, lanjut politisi Partai PKS ini, ia meminta pihak Pemko Medan, OPD, kepolisian, Camat dan Lurah berkolaborasi menghadapi kondisi Kamtibmas saat ini.

“Mungkin dengan adanya kolaborasi antarlembaga kondisi Kamtibmas di Kota Medan segera terkendali sebagaimana harapan semua pihak,” sebutnya.

BANTU

Disamping itu, ia meminta masyarakat membantu aparat mengatasi masalah ini. Hanya, tidak diuraikan bentuknya. Misalnya, apakah dengan menghidupkan kembali Siskamling (sistem keamanan lingkungan) untuk mencegah “kegilaan” begal. Atau, menangkap pelaku begal dan kemudian menyerahkannya kepada polisi, tetapi dalam “keadaan utuh.”

Atau, melaporkan saja aksi begal melalui nomor 081275851994 yang disediakan dan dikatakan polisi stand by selama 24 jam. Katanya, “Kita mau semua pihak turut memberikan peran aktif supaya tindak kejahatan dapat ditekan semaksimal mungkin.”

CATATAN SERIUS

Pada Sabtu malam menjelang dini hari, pekan lalu, di Jalan Tritura Medan, terlihat kawanan diduga gang motor melempari ruko-ruko milik warga. Para pengendara belasan sepeda motor (geng motor) dengan berboncengan, tampak bertindak anarkis.
Di wilayah berbeda, warga di Medan-Amplas, juga dikabarkan warga melaksanakan patroli atau berjaga malam, mengantisipasi serangan geng motor.

“Kami meminta pihak kepolisian bertindak tegas memberantas geng motor yang sudah sangat meresahkan masyarakat. Ada juga balap liar yang membuat warga khawatir,” kata warga, saat didampingi Walikota Bobby Nasution, yang juga sedang berpatroli.

Di wilayah Medan utara, Bobby justru menerima info dari warga bahwa “jalanan sepi” bukan lagi karena pengaruh pandemi Covid, melainkan karena warga enggan atau takut keluar rumah, khawatir terhadap aksi begal geng-geng motor.

Informasi warga itu ia peroleh ketika bersama isterinya, Kahiyang Ayu, menyinggahi sebuah rumah makan. Tentu, mereka dikawal Paspampres sebagai keluarga Presiden Jokowi. Keesokan harinya, Ahad (24/4/2022), Bobby kemudian mengajak koordinasi Kapolrestabes Kombes Valentino Alfa Tatareda, di Rumah Dinas Walikota di Jalan Sudirman.

Saat itu, sejumlah perwakilan warga Medan-Amplas pun turut hadir menyampaikan keluhan. Kata Bobby, “Saya tanggapi keluhan warga terkait maraknya tindak kriminal begal dan geng motor………… Saya langsung bersama Kapolrestabes berdiskusi dengan warga. Warga mengeluhkan aksi begal dan geng motor yang merajalela, hingga memaksa warga yang berjaga di posko masing-masing, (terpaksa) harus membawa senjata tajam.”

Bobby melanjutkan, “Pemko Medan siap berkolaborasi dengan kepolisian. Kami berharap ada tindakan tegas atas
masalah ini. Saya juga berharap adanya posko penjagaan di titik-titik rawan terjadinya kejahatan, dan ditambah jumlah personel yang berpatroli.”

Kata Bobby lagi dalam narasi cukup panjang, “Kami di sini hanya ingin memberikan masukan kepada Bapak Kapolrestabes.”
Ia menyambung, “Saya juga mohon agar para pelaku kejahatan ini ditindak tegas, setegas-tegasnya!”
Ia meneruskan, “Sebab, tindakan yang mereka lakukan itu sangat meresahkan masyarakat.”

Bobby masih menyambung lagi, “Peran dari masyarakat juga perlu dilibatkan. Namun jangan sampai masyarakat yang menjadi garda terdepan.”

Ia menutup narasinya dengan mengatakan, “Apabila masyarakat sampai turun tangan, berarti ada yang salah dengan kita (pemerintah).”

BEGAL TERBARU

Peristiwa begal terbaru, terjadi Kamis (21/4/2022) sekitar pukul 00:00 WIB. Seorang pengendara sepedamotor, Retno (30), yang membonceng isteri dan anaknya, tewas dibantai kawanan geng motor di jalanan.

Pada mulanya, Retno –warga Lingkungan 5, Kelurahan Sei Mati, Medan-Labuhan– dipepet sekawanan geng motor, di sekitar persimpangan Jalan Yos Sudarso dengan Titipapan, Medan Labuhan.

Setelah mencoba membentak, “Apa kau!” Rento mengegas sepedamotornya, hingga berhenti di Simpang-kantor, Martubung, dan turun meminum jamu.

Rupanya, pada waktu interval tersebut, kawanan geng motor mengontak kawanan lainnya, dan ketika Retno beranjak hendak pulang usai minum jamu, ia dikuntit lagi, dan kali ini dipepet lebih keras hingga terjatuh, dan dengan bertubi-tubi dan membabi buta kawanan geng motor itu menikamnya dengan benda tajam hingga tak berdaya.

Warga setempat yang menyaksikan, sempat menyegerakan Retno ke rumah sakit terdekat, tetapi nyawanya tak tertolong. Ia tewas. Atas bantuan keterangan dari para saksi mata, Polres Pelabuhan Belawan berhasil meringkus tiga tersangka pelaku, semuanya berusia belasan.

Reporter : Jafar Sidik

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Pilihan

Agenda Rutin, Kepala KPR Rutan Kelas I Medan Cek Paviliun Hunian WBP

mimbarumum.co.id - Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Rutan Kelas I Medan, Kanwil Kemenkumham Sumut, Mytrando Indra Tuju melakukan kontrol...