Anak-Anak di Medan Ngaku Masih Kerap Jadi Korban Kekerasan Seksual

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Sejumlahkelompok anak-anak di Medan mengaku masih kerap menjadi korban kekerasan, termasuk korban kekerasan seksual.

Fenomena itu mencuat pada kegiatan Coaching and Training Child Led Campaign yang diinisiasi Yayasan PKPA pada Selasa (8/6/21) di Medan. Hadir setidaknya 16 perwakilan kumunitas anak di kota ini.

Kekerasan yang terjadi pada anak sifatnya beragam, mulai dari penelantaran, kekerasan fisik, kekerasan psikis hingga kekerasan seksual.

Namun anak-anak sepakat bahwa kekerasan seksual menjadi permasalahan yang harus segera diatasi karena dapat berkembang menjadi kasus eksploitasi seksual komersial anak (ESKA).

“Eksploitasi seksual komersial anak, terutama terkait prostitusi, perkawinan anak dan pornografi memiliki dampak yang sangat berbahaya, khususnya bagi anak,” kata Clara, salah satu siswi di Medan yang menjadi peserta dalam kegiatan tersebut.

- Advertisement -

Baca juga : Buku Saku PKPA untuk Paralegal

Ia memaparkan salah satu kejadian yang pernah didengarnya adalah kasus pernikahan dua orang yang masih berusia anak. Keduanya terpaksa dinikahkan karena terlanjur hamil di luar nikah.

“Padahal menurut saya hal ini bukanlah solusi terbaik karena anak-anak belum siap bertanggung jawab sebagai orang tua,” katanya di hadapan komunitas anak dari Ayahanda, Kuala Bekala, Pinang Baris dan Deli Tua dan sejumlah daerah lainnya.

Clara juga mengatakan bahwa alat reproduksi manusia pada usia anak masih dalam kondisi belum berkembang dengan sempurna, sehingga jika tetap dilakukan dapat mengganggu kesehatan.

Komunitas anak itu tidak hanya mengkritisi persoalan eksploitasi seksual anak-anak semata. Mereka juga beranggapan bahwa penelantaran menjadi salah satu permasalahan yang harus segera diatasi karena  dapat memicu terjadinya kekerasan fisik, psikis dan seksual terhadap anak.

“Anak-anak yang awalnya ditelantarkan oleh orang tua akan mengalami depresi karena kurangnya kasih sayang dan perhatian, sehingga anak-anak akan mencari perhatian dari tempat lain,” sebut Jonathan, salah satu siswa di Medan yang juga mengikuti kegiatan tersebut.

Anak Kurang Perhatian

Dia menambahkan, anak-anak yang kurang mendapat perhatiann dari orang tua itu bisa saja mencari pengalih perhatian tersebut pada penggunaan narkoba.

“Atau beralih ke teman-teman yang bisa menjerumuskannya pada tindakan seksual dan berbahaya,” katanya.

Pada kegiatan Coaching and Training Child Led Campaign tersebut, Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) mengajak perwakilan kelompok anak itu untuk menyusun rekomendasi kepada pemerintah dalam menyelesaikan persoalan anak itu.

Yayasan PKPA dalam siaran persnya yang diterima Mimbar Umum Online mengatakan proposal rekomendasi yang dibuat komunitas anak-anak itu akan dipaparkan dihadapan perwakilan pemerintah daerah setempat mulai 17 Juni mendatang.

Reporter : ril

Editor : Masrin

 

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

GRIB Jaya Kota Medan Gelar Halal Bihalal di Kediaman Pembina Ferdy Sembiring

mimbarumum.co.id - Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti acara Halal Bihalal yang digelar di kediaman Pembina Dewan Pimpinan Cabang...