mimbarumum.co.id – Sejumah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut menggeruduk Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Sumatera Utara.
Kedatangan mereka pada Selasa siang (6/4/21) dalam rangka menggelar aksi unjukrasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di provinsi ini.
Massa KAMMI Sumut itu mendesak Gubernur Edy Rahmayadi agar meminta pihak Pertamina membatalkan kenaikan harga BBM di Sumut.
Para demonstran juga meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, agar memanggil dan mendesak Pertamina untuk menurunkan harga BBM dalam waktu secepatnya.
Baca Juga : Hasil Pertemuan Pertamina dengan Pemprov Sumut Soal Harga BBM Masih Misteri
Kenaikan harga BBM non subsidi tersebut, kata Koordinator Aksi Fahrul Rozi akan memicu kenaikan harga barang lainnya sehingga sangat tidak mendukung pemulihan ekonomi yang sedang terpuruk saat ini.
“Naiknya harga BBM justru ini akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah,” kata Rozi dalam orasinya.
Selain mendesak Edy agar memanggil Pertamina, massa juga mendesak Gubernur untuk mencabut Pergub Nomor 01 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang dianggap sebagai penyebab kenaikan harga BBM tersebut.
Sementara itu Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Sumut Muhammad Fitriyus yang menemui pengunjukrasa berjanji menyampaikan aspirasi mereka kepada orang nomor di Sumut itu.
“Kami akan laporkan kepada pimpinan (gubernur) untuk memanggil pihak Pertamina agar masalah ini bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan sesuai undang-undang,” kata Fitriyus.
Geruduk Gedung DPRD Sumut
Usai menggelar aksi di Kantor Gubernur Sumut, massa menggeruduk Gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan.
Mendapat pengawalan dari pihak kepolisian dan pengamanan internal gedung dewan, massa secara bergantian menyampaikan orasi.
Tetiba hujan turun deras. Namun aksi massa bukannya semakin melemah, mereka justru semakin bersemangat beroarsi.
Terobos Pintu Gerbang
Sejumlah aktivis KAMMi berusaha membuka pintu gerbang gedung dewan. Setelah upayanya berhasil, mereka secara bersemangat langsung masuk ke arena dalam gedung dewan.
“Hidup Mahasiswa dan Tolak Kenaikan Harga BBM,” teriak para pengunjukrasa.
Aksi menerobos masuk itu membuat kaget para petugas dan pegawai gedung dewan. Sehingga aksi massa KAMMI itu menjad pusat perhatian para pegawai dan tamu gedung dewan yang hadir.
Selanjutnya saat mahasiswa tepat berada di depan pintu masuk ruang paripurna, massa secara bergantian berorasi dan berteriak menyatakan penolakan mereka terhadap kenaikan harga BBM.
“Kami minta Ketua DPRD Sumut agar menerima aksi kami langsung,” ucap seorang pengunjukrasa.
Jika Pimpinan DPRD Sumut itu tidak ada, katanya lagi, mereka meminta meminta aksi mereka diterima minimal Ketua Komisi B membidangi energi.
Ketua Komisi B DPRD Sumut, Dodi Taher dan sejumlah anggota akhirnya menerima langsung mahasiswa di ruang aula gedung dewan.
Di hadapan anggota dewan, mereka meminta DPRD Sumut agar tegas menolak kenaikan harga BBM khususnya wilayah Sumut.
“Sebab kenaikan ini diyakini sangat memberatkan masyarakat.
Perubahan Harga
Adapun perubahan harga yang terjadi adalah harga Pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp 7.850. Pertamax dari Rp9.000 menjadi Rp9.200. Pertamax turbo dari Rp9.850 menjadi Rp10.050.
Kemudian, Pertamina dex dari Rp10.200 menjadi Rp10.450. Dexlite Rp9.500 menjadi Rp9.700, serta solar non Public Service Obligation (PSO) dari Rp9.400 menjadi Rp9.600.
Reporter : Jamal/viva
Editor : Masrin