Parno Sayangkan IPABE Minim Dukungan

Berita Terkait

- Advertisement -

mimbarumum.co.idPengembangan sistem tanam dengan memadukan ternak ikan dan tanaman pangan, sukses dilakukan salah seorang petani di Deliserdang. Hanya saja sistem ini kurang mendapat dukungan pemerintah dan juga minat para petani.

Hal ini dikatakan Parno, petani yang menerapkan sistem tanam yang ia sebut dengan nama sistem IPABE (Ikan, Padi, dan cabe) pada Senin (1/2/2021)

Dikatakan Parno, Sistem IPABE ini sudah dilakoninya sejak tahun 2003 lalu dimana ia sedang mengalami tekanan ekonomi yang begitu pelik. Akhirnya ia terfikir dan berinovasi memanfaatkan lahannya yang sempit dengan menanam tanaman pangan dan juga beternak ikan.

“Ternyata saat saya memulai sistem itu, sayabsudah merasakan hasilnya, sayapun ingin sekali petani di sekitar saya ini bisa menerapkan sistem ini. Saya sudah mencoba dengan melakukan pembinaan. Sayangnya, selesai dibina, jarang sekali petani menerapkan sisitem ini,” ungkapnya.

- Advertisement -

Baca Juga : Lahan Pertanian Sidimpuan Berkurang Akibat Alih Fungsi Bangunan

Tak Mau Repot

Adapun alasan petani kurang berminat, dikatakannya karena kebanyakan petani tidak mau ribet, dan juga menilai sistem ini cukup besar modal produksinya.

“Banyak petani tidak mau repot dan mengganggap modal produksi tinggi, padahal sangat ringan, misalnya saja saya tebar 20 ribu ekor bibit ikan dengan pakan 950 kilogram, ini bisa berproduksi 1,5 ton. Kalau perkilonya dijual Rp 13 ribu kita akan peroleh Rp 20 jutaan persekali panen, modal cuma 10 juta nya,” bebernya.

Parno memang mengakui, petani di Deliserdang belum mau menerapkan sistem ini Kendati ia sudah suskses menghasilkan produksi yang tinggi meski lahannya ditanami dua jenis tanaman dan juga ternak ikan.

Sistem ini juga dikatakannya cukup membantu ekonomi keluargannya hingga bisa mengantarkan anaknya ke jenjang pendidikan perguruan tinggi.

Jadi lanjutnya, Kalau petani mengharapkan penghasilan padi dengan lahan yang hanya tidak luas seperti 5 Rante atau 2000 meter tidak bisa menutupi kebutuhan hidup. Jadi inovasi ini sebenarnya sangat menguntungkan petani.

“Anak saya 3, jenjang pendidikan SLTA saja tidak bisa tamat namun, jika dengan sistem ini 3 jenis pemanfaatan lahan, artinya ada 3 produksi kalau kita hitung 2 ribu meter dapat 40 juta kita bisa dapat 10 juta perbulan, sehingga kita bisa sekolahkan anak hingga ke PT,”

Baca Juga : Tingkatkan Ekonomi Warga Dinas Pertanian dan Perikanan Medan Salurkan Bibit Gratis

Parno menjelaskan bahwa kualitas tanaman dan ternak ikan dengan dibudidayakan di satu lahan dikatakannya tidak menggangu kualitas justru saling menguntungkan.

“Padi bukan tanaman air tapi butuh air,  sedangkan ikan saja yang hidup butuh di air. Jadi kalau biasa tanaman cabe digenangi dengan air justru kalau tidak digenangi air produksinya menjadi berkurang,” katanya

Hanya saja memang pada masa tanam dua hingga tiga minggu pertama butuh perawatan ekstra, namun masuk minggu keempat, perawatannya akan sama dengan cabe yang lain.

Reporter : Budi Lubis

Editor : Masrin

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Berita Pilihan

Indosat Sukses hadirkan Pengalaman Digital Selama PON XXI Aceh-Sumut

mimbarumum.co.id – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) hadir mendukung kelancaran penyelenggaraan PON XXI yang berlangsung di Aceh dan...