mimbarumum.co.id – Guru Besar bidang mikologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Lisdar A. Manaf mengatakan jamur berpotensi besar untuk membantu dalam mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan keragaman pangan di Indonesia.
“Jamur mempunyai kesempatan besar untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Jamur di Indonesia memiliki keragaman produk yang lebih banyak dibandingkan bahan pangan lainnya,” ujar Lisdar mengutip Antara.
“Karena disamping mempunyai zat gizi dan non-gizi yang baik bagi kesehatan, jamur juga dapat diolah dari tiga sumber yaitu tubuh buah jamur, miselium dan metabolit hasil fermentasinya,” tambahnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia masih belum terbiasa mengonsumsi jamur padahal tanaman itu memiliki kandungan nutrisi tinggi. Jamur juga merupakan pilihan terbaik sebagai pangan.
Baca Juga : Vaksin Pfizer Disebut 90 Persen Paling Efektif Cegah Covid -19
Hal itu karena jamur kaya akan gizi terutama protein nabati dengan kadarnya mencapai 10 persen atau lebih tinggi dari kadar protein sayuran. Tidak hanya itu, kandungan karbohidrat pada jamur lebih dari 50 persen yang dapat menjadikannya alternatif dalam upaya penuntasan gizi buruk atau stunting.
“Jamur di Indonesia memiliki keragaman produk yang lebih banyak dibandingkan bahan pangan lainnya, karena disamping mempunyai zat gizi dan nongizi yang baik bagi kesehatan, jamur juga dapat diolah dari tiga sumber yaitu tubuh buah jamur, miselium dan metabolit hasil fermentasinya,” ujar
Dia memberi contoh berbagai kegunaan jamur seperti jamur tiram yang merupakan jenis jamur paling sering dibudidayakan oleh masyarakat dapat diekstrak menjadi bahan obat. Ekstrak tersebut dapat diperoleh dari filtrat kulturnya.
Tertinggal dari Thailand, Diabaikan Pemerintah
Sayangnya, Indonesia saat ini masih tertinggal dari Thailand terkait produksi jamur sebagai pangan fungsional. Negeri Gajah Putih itu telah lebih dulu mengembangkan jamur-jamur tropis sementara di Indonesia jenis yang dikembangkan baru tiram saja, jenis lain seperti merang masih dibudidayakan secara tradisional dan berskala kecil.
Padahal, budi daya jamur cukup mudah, murah serta ramah lingkungan karena dapat memanfaatkan limbah pertanian.
Karena itu dia berharap Kementerian Pertanian untuk memberi perhatian kembali dalam pengembangan produk dan budi daya jamur dan kembali melirik Kelompok Kerja Nasional Jamur Indonesia (Pojaknas Jamindo).
Harapannya ke depan agar dapat membangun Mushroom Center sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan pembibitan bagi produk berbasis jamur. (cnn)
Editor : Dody Ferdy