Tanahkaro, Mimbar – Nasib petani memang semakin terjepit, harga produksi meningkat namun hasil panen diharga murah. Kondisi itu juga dirasakan petani jabung di Kabupaten Karo sehingga akhirnya mereka mengadukan nasibnya ke KPPU di Medan.
“Kendala yang dirasakan oleh petani misalnya, permasalahan pupuk, permasalahan benih tanaman pangan yang mahal dan permasalahan pemasaran hasil pertanian yang murah,” papar Tekad Brahmana, Rabu (21/2).
Petani itu bersama Fredy Sebayang, Sapta Sebayang dan Sarjana Sinulingga menyampaikan keluh kesahnya kepada Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) RI perwakilan Medan yang diterima Ramli Simanjuntak S.H, M.H.
Menurut Tekad Brahmana, komunitas petani jagung di Kabupaten Karo hingga saat ini belum mendapatkan solusi atas berbagai persoalan yang mendera mereka.
“Belum adanya solusi yang cepat atas permasalahan harga jagung diKabupaten karo yang menyebabkan rendahnya produktifitas lahan dan tanamansehingga pendapatan para petani selalu pada posisi rendah dan bahkan selalu merugi,” terangnya.
Kondisi itu, katanya, diperparah lagi dengan faktor pasca panen petani dimana harga sering jatuh atas permainan kualifikasi serta persediaan hasil panen dari para tengkulak dan penampung,Bupati Karo, Terkelin Brahmana yang turut mendampingi para petani itu menyebutkan, pihaknya merencanakan membuat program peningkatan indeks pertanaman, mengurangi dampak perubahan iklim, perluasan areal tanaman baru (PATB), bantuan sarana dan prasarana, pemberdayaan kelembagaan pertanian.
“Permasalahan komoditas jagung inilah yang akan dicarikan solusi karena fakta di lapangan harga jual tidak sesuai dengan HPP (Harga pembelian Pemerintah), panjangnya jalur distribusi, belum adanya program kemitraan secara MoU pada komoditi jagung di Provinsi Sumatera Utara,” tuturnya. (B 44)