Ada Sejarah Dji Sam Soe di PRSU

Berita Terkait

 

Medan, (Mimbar) – Pengunjung arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) berkesempatan mendapat informasi seputar sejarah rokok kretek Dji Sam Soe yang lahir sejak lebih seabad lalu.  Tak hanya itu, masyarakat juga dapat menyaksikan mahakarya Indonesia lainnya dalam sebuah paviliun khusus.

“Dji Sam Soe memiliki cerita menarik di balik perjalanannya,” papar Renaldo Ratman selaku penyelenggara pavilion Mahakarya Indonesia yang dipersembahkan perusahaan rokok kretek Dji Sam Soe, Jum’at (31/3).

Dia memaparkan, rokok legendaris itu awalnya diracik pada tahun 1913 silam di sebuah warung kaki lima di Surabaya oleh Liem Seeng Tee, seorang pria keturunan Tionghoa. Dengan penuh kegigihan dan kesabaran, pria itu berhasil mengembangkan Dji Sam Soe hingga sekarang ini.

Proses pembuatan rokok yang bermula dari industri rumahan dengan bahan baku terbatas sehingga menjelma menjadi sebuah industri raksasa berkapitalisasi besar dan produknya telah menyebar ke seantero negeri itu, jejaknya dapat ditemukan di pavilun yang terletak di depan pentas utama PRSU.

Pengunjung diperkenankan menyaksikan replika sejumlah peralatan bahkan perabotan yang digunakan Lim Seeng Tee ketika mengawali karirnya membangun “kerajaan” bisnis tersebut.

Bermula dari sebuah disain yang menggambarkan suasana warung kaki lima yang menjajakan aneka dagangan yang didominasi jajanan. Pada bagian lain rak dagangannya terdapat tumpukan daun tembakau kering dan cengkeh. Di bagian sudut warung juga terlihat replika sepeda ontel yang kerap digunakan Lim Seeng Tee untuk moda transportasinya. Di warung itulah pendiri Dji Sam Soe itu meracik sendiri rokok tersebut.

Pada bagian lain di dalam paviliun yang mirip museum mini itu juga ditampilkan suasana rumah Lim Seeng Tee ketika itu. Ada satu unit meja dan kursi kayu yang menjadi replika salah satu perabotan milik keluarga itu. Di sini, pengunjung bisa duduk menikmati suasana rumah sembari berfoto dengan latar belakang dokumentasi keluarga Lim Seeng Tee.

“Mini museum ini berisi beragam memorabilia,” kata Renaldo ketika mendampingi awak media menelusuri jejak-jejak sejarah yang menceritakan perkembangan Dji Sam Soe di tanah air.

Selain informasi itu, pengunjung juga berkesempatan belajar mengenal tentang kualitas komoditas unggulan nusantara, khususnya biji kopi, tembakau dan cengkeh.

Khusus kopi, penyelenggara paviliun Mahakarya Indonesia menghadirkan seorang pakar kopi, Toni Wahid. Dia memadukan antara kopi berkualitas dengan cengkeh pilihan sehingga menghasilkan minuman yang memiliki rasa istimewa.

Di sini, pengunjung juga akan diperkenalkan seni cethe, yakni melukis di atas sebatang rokok dengan menggunakan ampas sisa minuman kopi.

Membedakan antara tembakau terbaik dan cengkeh terbaik yang merupakan keahlian tim Dji Sam Soe juga akan ditularkan ke pengunjung. Ada game yang akan mengasah indera ciuman dan indera raba para pengunjung untuk menentukan mana komoditas terbaik.

Dalam pavilion itu, selain dapat mengenali berbagai komoditas tembakau dan cengkeh sejumlah daerah di Indonesia, pengunjung juga dapat menyaksikan bagaimana meramu komoditas itu menjadi sebuah batang rokok yang siap dinikmati. (02)

 

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

CORONG: Pemikiran Pramoedya Ananta Toer dalam Konteks Indonesia dan Dunia Kontemporer

PRAMOEDYA Ananta Toer (Pram) adalah salah satu sastrawan terpenting Indonesia yang karyanya tidak hanya memiliki nilai sastra tinggi, tetapi...