Labusel, (Mimbar) – Bambang Sutioko (25) hanya bisa berbaring di tempat tidur perawatan Rumah Sakit Umum (RSU) Sri Torgamba. Beberapa bagian tubuhnya harus mendapatkan perawatan intensif dan dijahit untuk menyatukan daging di tubuhnya yang menganga karena luka benda tajam.
Padahal, karyawan kebun yang bertugas memanen kelapa sawit milik PTPN III Unit Torgamba itu baru seminggu lalu juga mendapatkan perawatan yang sama karena bahu kirinya terkena sayatan alat panen sejenis arit yang biasa disebut agrek.
Pertama kali kecelakaan kerja itu dialaminya pada Senin (30/1) lalu. Meski belum sepenuhnya pulih dari lukanya karena masih merasakan sakit, sepekan kemudian Bambang kembali bekerja memanen sawit di areal tanaman Blok T 23 Afdeling IV kebun PTPN 3Â Torgamba.
Nahas, kejadian yang dialaminya pada akhir pekan lalu itu terjadi lagi. Kali ini beberapa bagian tubuhnya terkena alat agrek sehingga menyebabkan luka menganga yang disebabkan tajamnya alat tersebut.
Melihat kondisi pekerja itu yang memprihatinkan, sejumlah rekan kerjanya segera memberi bantuan penyelamatan dengan membawa Bambang ke rumah sakit terdekat.
Bambang menyesalkan kecelakaan itu terjadi secara beruntun menimpa dirinya. Dia juga menyesalkan sikap pimpinannya yang telah memaksanya untuk terus bekerja meskipun ketika itu kondisi dirinya belum sepenuhnya pulih dari luka yang pertama kali dialami.
“Seandainya saya sementara ini diizinkan melakukan perkerjaan ringan atau hak cuti sampai luka sembuh, barangkali saya terhindar dari dua kali kecelakaan kerja seperti ini,” ucapnya, Sabtu (11/2) di hadapan sejumlah wartawan yang menjenguknya.
Selama ini Bambang melakukan pekerjaan yang berbahaya itu tanpa dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja. Hal itu, selain mengancam keselamatan diri sendiri juga bertentangan dengan Undang-Undang serta mengangkangi pesan Bupati Labusel H Wildan Aswan Tanjung SH,MM.
Ketua komisi B DPRD Labuhanbatu Selatan H Zainal Harahap mengingatkan manager PTPN III kebun Togamba mentaati ketentuan peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bagi para karyawannya.
“Aspek K3 paling penting dalam kehidupan pekerja sehari-hari. Untuk itu pihak managemen PTPN 3 lebih berhati-hati dan mendalami tugas tanggungjawab bagi seluruh karyawan pada setiap level,” ucap politisi senior PDI Perjuangan Labusel itu.
Sementara itu manajemen perusahaan plat merah tersebut belum memberikan keterangan terkait kejadian yang menimpa karyawannya. Manager kebun unit Torgamba yang berusaha
dikonfirmasi melalui telepon selulernya tak menjawab pertanyaan wartawan. (MH)