Ratusan Ton Ikan Mati di Bakkara

Berita Terkait

Bakkara (Mimbar) – Diperkirakan ratusan ton ikan yang berada dalam Kerambah Jaring Apung (KJA) di Desa Bakkara, Tipang dan Janji Raja Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbahas Provinsi Sumatera Utara, sejak hari Minggu (8/1) lalu mati mendadak.

Kematian yang snagat cepat itu masih berlangsung hingga saat ini. Pantauan wartawan di lokasi, Rabu (11/1) siang, kondisi ikan yang masih hidup di dlaam kerambah itu perlahan-lahan terus bermatian. Pekerja dan pemilik kerambah terlihat sangat sibuk melakukan pembersihan bangkai-bangkai ikan tersebut.

Sementara terhadap ikan yang masih dalam keadaan hidup, segera dievakuasi ke lokasi yang dianggap lebih baik. Warga memanfaatkan bantuan perahu speadboat yang disiapkan pemerintah setempat untuk menyelamatkan ikan-ikan tersebut ke penampungan yang lain.

Purba, seorang petani KJA menyebutkan, sedikitnya sebanyak 90 ton ikan yang ia budidayakan mati di dalam kerambah-kerambah tersebut. Dia memperkirakan sudah ada sebanyak 500 ton ikan yang mati di sekitar lokasi budidaya tersebut.

- Advertisement -

Amatan Mimbar, di lokasi danau tempat KJA itu terlihat muncul sejenis tanaman yang disebut Ganggang (rumput). Jenis tanaman ini sejatinya tumbuh di dasar danau. Warga menduga tumbuhan tersebut menjadi penyebab kematian ikan-ikan milik warga.

“Tumbuhan ganggang yang biasanya hidup di dasar danau itu kemungkinan mati dan akhirnya mengambang ke permukaan danau. Ini belum pernah muncul di permukaan sejak kami mendirikan KJA di lokasi ini. Keberadaan itulah yang diduga menyebabkan ikan mati ,” kata petani itu.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Perikanan Humbahas melalui Kabid Perikanan, Rudi Simamora menyebutkan, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata penyebab kematian ikan-ikan tersebut karena kekurangan oksigen.

“Akibat kekurangan oksigen. Sebab, air danau di lokasi KJA ini hanya mengandung oksigen sebanyak 2,6 Do”, terangnya.

Petani kerambah terlihat mengevakuasi bangkai ikan dengan alat seadanya, sementara bantuan pemerintah daerah belum terlihat signifikan. Para petani menguburkan ratusan ton ikan yang mati itu hanya menggunakan cangkul, padahal seharusnya pemerintah memberikan bantuan alat berat untuk menguburkan bangkai ikan itu.

“Kalau pakai cara manual kita nggak sanggup mengubur bangkai-bangkai ikan ini. Kita sangat berharap pemerintah memberikan alat berat untuk mengubur bangkai-bangkai ikan ini. Sampai sekarang, pemerintah masih hanya memberikan bantuan spead boat untuk mengevakuasi ikan yang masih hidup,” kata sejumlah petani. (Jm)

- Advertisement -
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
spot_img

Berita Pilihan

Temui Anggota DPRD Deliserdang, FKPPN Sumut Desak Sub Holding Supportingco Bayar Uang Beras dan Jubelium Pensiunan

mimbarumum.co.id - Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Forum Komunikasi Purnakarya Perkebunan Nusantara (FKPPN) Sumatera Utara, yang memiliki legalitas hukum...