Belasan Preman Geruduk dan Buat Ricuh di Universitas Darma Agung Medan

Berita Terkait

mimbarumum.co.id – Diduga belasan orang preman suruhan menggeruduk dan membuat kericuhan di Universitas Darma Agung, Jalan DR TD Pardede Kelurahan Petisah Hulu Kecamatan Medan Baru, Senin (28/4/2025) pagi.

Kepada awak media, Pelaksana Tugas Harian Yayasan Darma Agung, Bapak Yudi didampingi Direktur Pascasarjana Universitas Darma Agung, Novi Julia Rosani Zulkarnain memaparkan kejadian yang membuat resah tersebut, Senin (28/4/2025) siang.

“Sekitar pukul delapan, saya, rektor, sama dosen ekonomi berada di ruangan. Datanglah tim pengamanan dari Mr G. (Gomgom Siregar). Katanya, Bang boleh gak kami di sini satu orang untuk menjaga. Jadi karena di sini saya kapasitasnya sebagaimana Pelaksana Tugas Harian, saya tidak mengizinkan, takut terjadi hal-hal seperti kemarin. Penguasaan Beberapa ruangan. Jadi tidak saya izinkan,” beber Yudi.

“Ternyata sekira satu jam kemudian masuklah rombongan ada kurang lebih 15 orang. Terdengarlah keributan, ternyata mereka memasang atau memperbaiki CCTV, jadi karena tidak diizinkan masuk, dari pihak keamanan tim kita menolaklah, saya keluar. Saya bilang, kapasitas pak Gomgom di sini hanya sebagai dosen biasa. Lalu, balik lagi bahasa mereka kami di sini mau ketemu ada janji, tadi katanya mau masang CCTV. Saya bilang kalau ada janjian silahkan bertemu diruangan media, saya bukalah, silahkan. Inikan area kampus, dengan banyaknya kalian di sini kurang baik dipandang mahasiswa. Lalu ada yang bilang, kami mau pasang CCTV. Saya bilang boleh silakan tapi izinlah dulu. Dikasih atau tidak itu hak kami. Engga, ini disuruh ahli waris, Pak Gomgom katanya,” lanjutnya.

Kepada sekelompok orang tersebut, ia menerangkan di sini bukan bicara ahli waris, tetapi institusi. Kapasitas sebagai Pelaksana Tugas Harian harus dijalankan.

“Terus katanya kok kalian yang ngatur?. Kan gak salah, itu masalah resmi atau enggaknya SK Menkumham itu di pengadilan. Bukan di sini. Jadi saya mohonlah ke luar. Gak berapa lama Mr G datang. Bapak mau apa? Saya tanya. Kenapa rupanya aku mau ke mari? Pak izin, kalau bisa jangan banyak-banyak seperti ini gak enak dilihat mahasiswa, kapasitas bapak kan dosen biasa,” ucapnya.

Pelaksana Tugas Harian Yayasan Perguruan Darma Agung itu mengatakan ujung-ujungnya Mr G meminta tolong jangan diganggu sebuah ruangan di sini.

“Diizinkan atau tidak itu hak kami saya bilang. Tapi kalau baik-baik dengan lisan kan gak salah. Ini ya ang dibawa Mr G sekitar belasan orang, 2 atau 3 di antaranya itu oknum Polri. Ada saya minta surat tugas, bukan hak kau katanya. Kalau itu kami mengawal bos kami, bapak gom gom siregar. Dia duduk engga di kepolisian? Kalau duduk wajar kalian kawal, kalau tidak itu tidak wajar saya bilang. Yang satu dari oknum tersebut itu udah sering datang ke sini. Yang penting di sini jangan ada keributan,” pungkasnya.

Direktur Pascasarjana Universitas Darma Agung, Novi Julia Rosani Zulkarnain juga turut menanggapi kericuhan yang terjadi di kampus UDA tersebut, yang pada saat ketika ia selesai menjalankan shalat Dhuha mendengar adanya penguncian ruangan.

“Seyogyanya penguncian ruangan harus ada izin pimpinan dong, kita gak tahu siapa yang menguncinya. Tapi kita tidak ada membongkar pintu yang dikunci. Apalagi itu pintu ruangan yang harusnya saya tempati yaitu ruangan direktur pascasarjana. Saya rasa gini lah ya, kalau pak G itu merasa sebagai ahli waris dia tidak melakukan hal-hal seperti ini, yang justru menimbulkan imej buruk di mata masyarakat pada institusi pendidikan ini. Justru diselesaikan secara kekeluargaan, kan mereka bersaudara. Mana legitimasinya, ya dihargai dulu dokumen negara ini, SK Kemenkumham, sampai diputuskan dibatalkan oleh pengadilan,” ujar Novi.

Menurutnya, hal ini justru mempengaruhi psikologi mahasiswa dan mengganggu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Harusnya diselesaikan secara keluarga, kalau kami kan hanya pelaksana, menjalankan tugas kami berdasarkan SK yang kami terima. Saya berharap agar mahasiswa tetap berjalan seperti biasa dan apa yang sudah di garis kan oleh yayasan ini tentu ada perubahan itu agar tetap dihormati dan dilakukan. Karena ini juga kami lakukan. Bahwa legitimasi kami kan sudah jelas, bahwa negara ini membackup kami dari Menkumham. Masyarakat agar tidak terpengaruh dengan provokasi yang dilakukan oleh internalnya sendiri yang seharusnya sebagai ahli waris ya ikut menjaga nama baiknya Darma Agung yang menjadi salah satu universitas tertua di Medan ini. Dan itu jangan dilumpuhkan maunya sama yang mengaku sebagai ahli waris,” sebutnya.

Menurutnya, Yayasan Perguruan Darma Agung saat ini tidak mau melayani hal-hal yang bersifat premanisme, seperti main kunci, hingga kelas pun dikunci, dan ruangan-ruanga dikunci.

“Saya tidak tahu siapa yang mengunci. Jadikan kesannya ini premanisme masuk kampus bukan hanya politik masuk kampus aja. Kalau politik masuk kampus, mahasiswa kita bisa belajar, tapi kalau preman masuk kampus yang ditonton ya kekerasan lah. Udah gak wajar,” tandas Novi.

Terpisah, awak media ini pun akan mengonfirmasi dan menunggu klarifikasi terkait dugaan kedatangan Mr G pakai selop dengan belasan orang tidak dikenal atau preman ke Kampus Darma Agung Medan, pada Senin (28/4/2025), hingga berita diterbitkan.

Reporter : Rasyid Hasibuan

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -

Berita Pilihan

Banjir Bandang Terjang Parapat: Alat Berat Dikerahkan untuk Evakuasi

mimbarumum.co.id - Bencana banjir bandang melanda Kecamatan Soalan, tepatnya di Desa Sibaganding, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Minggu...