mimbarumum.co.id- Berdasarkan data yang dirilis Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan terhadap kasus KDRT pada 2018 mencapai 9.637 kasus atau mencapai 71 persen.
Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak ini cenderung meningkat setiap tahun. Komnas Perempuan mencatat laporan kekerasan pada 2018 mencapai 406.178 kasus, naik 16,5 persen dibanding laporan pada 2017 sejumlah 392.610 kasus.
Untuk itu, Psikolog Rahmadani Hidayatin membeberkan beberapa tips dalam menghadapi KDRT yakni kenali KDRT.
“KDRT tidak melulu berbentuk kekerasan fisik. Tapi juga bisa berbentuk psikologis, seksual atau penelantaran rumah tangga,” ujar Rahmadani, Senin (19/8/2019).
KDRT dikatakannya, umumnya berdampak trauma, yang membuat batin tertekan. Trauma psikologis yang dialami korbandapat menyerang individu secara menyeluruh, baik fisik maupun psikis.
Lanjut Rahmadani, pola asuh berpotensi kekerasan, orangtua kerap berupaya terlalu keras untuk membentuk anak sesuai keinginan sendiri. Tak jarang, orangtua juga merasa harus menunjukkan kekuatan agar anak merasa takut.
“Pola asuh semacam ini, menimbulkan potensi kekerasan pada anak. Ketika misalnya, anak tidak melakukan sesuai keinginan orangtua, maka ia akan dikenakan hukuman,” terang Rahmadani.
Kemudian selanjutnya ia menyatakan penting membangun resiliensi keluarga untuk mencegah KDRT yaitu kemampuan keluarga untuk menghadapi kesulitan, ketangguhan menghadapi stres dan bangkit dari trauma.
“Untuk membangun resiliensi keluarga agar “tahan banting”, diperlukan proses belajar. Berlatih menghadapi kegagalan dan keberhasilan dalam menghadapi situasi-situasi sulit,” tutur Rahmadani.
Orangtua dan anak, perlu membangun karakter-karakter yang membentuk resiliensi. Diantaranya ketekunan, yaitu mampu menyelesaikan apa yang dilakukan meski menghadapi hambatan.
Keluarga pun mesti membangun kecerdasan sosial. Yaitu kemampuan beradaptasi dengan situasi sosial yang berbeda-beda. Perlu juga mengembangkan keberanian mengungkapkan kebenaran dan kekuatan menghadapi ancaman maupun rasa sakit.
Dalam upaya memerangi KDRT, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I bersama Pemkot Tebing Tinggi meresmikan bantuan CSR Rumah Aman Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) kemarin.
“Selain peresmian rumah aman, delapan relawan pekerja muda Pertamina MOR I juga memberikan kelas inspirasi dan motivasi buat anak-anak korban KDRT. Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat anak-anak,” ujar Roby. (ml)