mimbarumum.co.id – Di dunia olahraga loncat indah nasional, nama Dwi Mariastuti sudah lama menjadi legenda dengan lima kali mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON). Perempuan yang satu ini bukan hanya dikenal sebagai mantan atlet berprestasi, melainkan juga sebagai pelatih yang penuh dedikasi.
Dwi yang mulai berkiprah sejak PON X Jakarta pada tahun 1981, kini tengah mencetak generasi baru atlet loncat indah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Dwi Mariastuti mengaku bahwa cinta sejatinya terhadap loncat indah membuatnya tetap bertahan dalam olahraga ini hingga hari ini.
“Saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan loncat indah,” ungkap Dwi ditemui di Arena Akuatik Kolam Renang Selayang Medan, Selasa (10/9/2024).
Perasaan cinta ini tak hanya dirasakannya sendiri, tetapi juga menurun kepada anak gadisnya, Siti Kinasih, yang kini juga merupakan bagian dari tim loncat indah Kalsel yang dibinanya.
Sebagai mantan atlet yang telah meraih banyak pengalaman, Dwi Mariastuti tidak hanya mengingat perjalanan kariernya yang gemilang, tetapi juga menceritakan kisah peralihannya dari atlet ke pelatih. Selama kariernya, Dwi telah berlaga di lima PON, membawa dua kontingen yang berbeda: DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan.
“Saya lima kali ikut PON dengan cabang olahraga yang sama. Tiga kali membawa DKI Jakarta, dan dua kali untuk Kalimantan Selatan karena saya menikah dengan orang Kalimantan Selatan,” jelasnya, menyoroti kebanggaan dan dedikasinya.
Kecintaannya pada loncat indah membawa Dwi untuk terus terlibat dalam olahraga ini, kali ini sebagai pelatih. Bersama dengan dua pelatih lainnya, Eka Purnama Indah dan Rudi Rahmadi, Dwi kini membimbing dan menginspirasi para atlet muda Kalsel.
Pada PON XXI 2024 yang berlangsung di Kolam Renang Selayang Medan, Dwi dan timnya menghadapi tantangan. Awalnya, mereka menargetkan medali perunggu untuk nomor synchronized. Namun, hasil pertandingan pada 9 September 2024 melampaui ekspektasi. Duet anak didiknya, Muhammad Fadhil dan Akbar Tawakal Sayyidina Lee, meraih medali perak dengan skor 262,11 poin dalam nomor Syncronized Menara Putra.
Reporter : Siti Amelia